Liputan6.com, Gorontalo - Pulau Cinta, destinasi wisata ikonik yang sempat dikenal sebagai “Maldives-nya Indonesia,” kini hanya menyisakan kenangan.
Lokasi wisata yang terletak di Teluk Tomini, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, ini dulunya menawarkan pengalaman menginap di tepi pantai dengan pemandangan memukau berupa hamparan pasir putih dan vila-vila terapung yang menjadi daya tarik utama.
Advertisement
Baca Juga
Namun, keadaan Pulau Cinta telah berubah drastis. Fasilitas-fasilitas di pulau ini kini terbengkalai, bahkan sebagian besar telah hancur.
Advertisement
Pondok-pondok kecil yang dulu menjadi tempat menginap wisatawan telah rusak, lapuk, atau hilang dihantam ombak. Pulau yang dulu menjadi kebanggaan warga setempat ini kini tidak lagi beroperasi sebagai destinasi wisata.
Randi, salah satu pengunjung yang pernah mendatangi Pulau Cinta, mengungkapkan kekecewaannya.
“Sudah lama pondok-pondok kecil ini hancur. Sebagian rusak dan lapuk, sebagian lagi ada yang hanyut diterjang ombak,” katanya.
Kondisi ini juga berdampak pada warga sekitar yang sebelumnya menggantungkan penghasilan mereka dari kegiatan pariwisata di Pulau Cinta. Banyak yang kini kembali ke pekerjaan lama seperti bertani dan menjadi nelayan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boalemo, Yakop Yusuf Musa, mengonfirmasi bahwa cuaca ekstrem menjadi salah satu penyebab utama kerusakan di Pulau Cinta.
“Dua vila tersebut sudah tidak tersisa lagi. Tinggal puing-puing yang mengapung di lautan,” ujarnya.
Yakop juga menjelaskan bahwa saat peristiwa kerusakan terjadi, Pulau Cinta sedang kosong dari pengunjung.
Hal ini menjadi hal yang patut disyukuri karena tidak ada korban jiwa meski kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
“Kami turut prihatin. Untung saja tidak ada korban jiwa,” tambahnya.
Pulau Cinta pernah menjadi salah satu ikon pariwisata Gorontalo yang mampu menarik wisatawan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.
Kini, hilangnya daya tarik Pulau Cinta menjadi pelajaran penting tentang perlunya upaya pelestarian dan pengelolaan destinasi wisata yang lebih berkelanjutan.