Lezatnya Olahan Temberungun Khas Suku Tidung yang Mulai Langka

Meski demikian, masyarakat Suku Tidung setempat tetap berupaya untuk melestarikan hidangan khas ini. Salah satu upayanya adalah dengan menyertakan temberungun ke dalam berbagai lomba masak atau acara penting di Tanjung Palas dan Tanjung Selor.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Jan 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2025, 15:00 WIB
Pemkot Tarakan
Dokumen tari massal rangkaian pelaksanan adat budaya Suku Tidung Iraw Tengkayu/Istimewa.

Liputan6.com, Tarakan - Temberungun merupakan sejenis keong laut atau kerang bakau yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Suku Tidung. Masyarakat Suku Tidung yang bermukim di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, kerap menyajikannya saat menggelar berbagai acara penting.

Mengutip dari indonesiakaya.com, temberungun memiliki tekstur kenyal dengan warna hitam kehijauan atau kekuningan. Meskipun semakin sulit ditemukan, tetapi olahan makanan ini terus dilestarikan oleh masyarakat Tidung, khususnya mereka yang tinggal di wilayah pesisir.

Temberungun umumnya diolah menjadi pepes atau tumis. Untuk mengolahnya, temberungun harus dibersihkan secara teliti agar bebas dari pasir. Selanjutnya, temberungun akan diproses dengan cara direbus untuk melunakkan teksturnya.

Memiliki rasa yang lezat, temberungun ternyata juga mengandung gizi yang cukup tinggi. Dalam temberungun terdapat kandungan protein sebanyak 12,16 persen dengan lemak 0,38 persen.

Tak hanya sebagai pengisi perut, temberungun juga memiliki makna khusus bagi masyarakat nelayan, terutama Suku Tidung di Bulungan. Konon, temberungun telah menjadi hidangan istimewa bagi Suku Tidung sejak zaman nenek moyang.

Pada zaman dahulu, hampir setiap anak nelayan di wilayah ini tergiur dengan lezatnya temberungun. Tak heran jika hidangan ini akan selalu ada saat acara-acara adat atau perayaan penting, termasuk pernikahan, akikah, atau selamatan.

Masyarakat di wilayah Tanjung Palas khususnya, lebih sering mengolah makanan ini karena sebagian besar dari mereka masih berprofesi sebagai nelayan. Mereka juga cukup memahami cara mengambil dan mengolahnya.

Namun, saat ini temberungun semakin sulit ditemukan. Hal itu berimbas pada harga jualnya yang juga semakin tinggi.

Meski demikian, masyarakat Suku Tidung setempat tetap berupaya untuk melestarikan hidangan khas ini. Salah satu upayanya adalah dengan menyertakan temberungun ke dalam berbagai lomba masak atau acara penting di Tanjung Palas dan Tanjung Selor.

Penulis: Resla

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya