Liputan6.com, Jakarta - Tradisi Ararem merupakan salah satu warisan budaya yang kaya dari Suku Biak Papua. Ararem secara harfiah berarti membawa atau mengantar, dan dalam konteks adat Biak, tradisi ini merujuk pada prosesi seremonial pengantaran maskawin dari pihak calon suami kepada pihak calon istri.
Sebagai salah satu tradisi yang telah dilestarikan turun-temurun, Ararem bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi simbol penghormatan, tanggung jawab, dan hubungan yang erat antara dua keluarga besar yang akan disatukan melalui pernikahan.
Pelaksanaan Ararem melibatkan banyak pihak, mulai dari keluarga inti hingga kerabat jauh, tetua adat, dan masyarakat sekitar. Tradisi ini biasanya berlangsung dalam suasana penuh khidmat dan meriah, diiringi dengan berbagai simbol dan ritual adat Papua yang sarat makna.
Advertisement
Baca Juga
Maskawin yang diantarkan bukan hanya berupa barang berharga seperti uang atau perhiasan, tetapi juga mencakup benda-benda adat khas Suku Biak seperti piring adat, manik-manik, kain timur, dan hasil bumi.
Semua barang ini disusun secara rapi dan dihias dalam bentuk yang mencerminkan nilai estetika dan penghormatan kepada calon mempelai wanita serta keluarganya.
Proses Ararem dimulai dengan persiapan yang sangat matang oleh pihak calon suami. Mereka akan bermusyawarah untuk menentukan jumlah dan jenis maskawin yang akan dibawa.
Dalam hal ini, peran tetua adat sangat penting sebagai mediator dan penasihat. Maskawin yang dipilih harus mencerminkan kemampuan serta kesungguhan calon suami dalam memenuhi tanggung jawabnya.
Selain itu, pihak keluarga calon istri juga memiliki hak untuk memberikan masukan mengenai apa yang diinginkan, sehingga ada komunikasi yang baik antara kedua belah pihak.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Keindahan Papua
Saat hari pelaksanaan Ararem tiba, rombongan dari pihak calon suami akan berbaris rapi sambil membawa maskawin. Prosesi ini biasanya diiringi dengan tarian dan musik tradisional seperti tabuhan tifa dan nyanyian adat yang menggema penuh semangat.
Suasana menjadi semakin hidup dengan kehadiran masyarakat sekitar yang ikut menyaksikan dan merayakan momen tersebut. Dalam perjalanan menuju rumah calon istri, rombongan akan berhenti di beberapa titik tertentu untuk melaksanakan ritual khusus, seperti pemberian doa dan persembahan kecil kepada leluhur sebagai bentuk penghormatan.
Sesampainya di rumah calon istri, maskawin akan diserahkan secara simbolis kepada perwakilan keluarga pihak wanita. Prosesi ini disertai dengan pidato adat yang biasanya disampaikan oleh tokoh masyarakat atau tetua adat dari kedua belah pihak.
Dalam pidato tersebut, diungkapkan rasa syukur atas terlaksananya tradisi ini, sekaligus doa agar pernikahan yang akan dilangsungkan nanti membawa kebahagiaan dan kedamaian bagi kedua keluarga. Penyerahan maskawin ini bukan hanya menjadi simbol tanggung jawab calon suami, tetapi juga bentuk penghormatan kepada keluarga calon istri.
Setelah maskawin diterima, acara dilanjutkan dengan pesta adat yang meriah. Semua pihak berkumpul untuk merayakan kesatuan dua keluarga ini dengan menyantap hidangan khas Papua, menari, dan bernyanyi bersama.
Momen ini menjadi ajang untuk mempererat hubungan kekerabatan antara kedua keluarga, sekaligus menunjukkan solidaritas dan kekuatan komunitas dalam menjaga tradisi yang telah ada sejak zaman nenek moyang.
Ararem tidak hanya menjadi tradisi yang memperkuat ikatan keluarga, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat Biak yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, tanggung jawab, dan penghormatan.
Dalam setiap langkah prosesi Ararem, terkandung pesan moral yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik, menghormati budaya, dan merayakan keberagaman dalam harmoni. Tradisi ini merupakan salah satu bentuk kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman.
Di tengah arus modernisasi, Ararem dapat menjadi salah satu bukti bahwa nilai-nilai tradisional dapat tetap relevan dan bermakna. Generasi muda diharapkan untuk terus melestarikan tradisi ini, bukan hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai identitas yang membanggakan.
Dengan begitu, Ararem akan terus menjadi simbol keindahan budaya Papua yang mendunia, sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga akar budaya di tengah perkembangan zaman.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement