Liputan6.com, Jakarta - Bencana banjir kini mengancam sejumlah wilayah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Karena itu, masyarakat Kudus diminta mewaspadai bencana banjir, seiring terus meningkatnya debit air Bendungan Wilalung.
Kondisi tersebut juga diperparah dengan tingginya curah hujan di Kabupaten Grobogan, sehingga debit air diperkirakan masih terus meningkat. Bahkan sejumlah tanggul jebol tak kuat menahan banjir, mengakibatkan jalan provinsi penghubung Grobogan dan Semarang terputus karena terendam banjir setinggi 1 meter.
Advertisement
Meski bencana banjir belum parah melanda di Kabupaten Kudus, namun kewaspadaan harus tetap dilakukan. Selain itu, memantau kondisi tanggul sungai Wulan di sepanjang wilayah Undaan yang berada diperbatasan Kudus dan Grobogan.
Advertisement
Baca Juga
Meningkatnya debit air di Bendungan Wilalung pada Selasa (21/1/2025) pukul 10.00 WIB, memaksa Penjabat (PJ) Bupati Kudus Herda Helmijaya turun langsung memantau kondisi di bendungan setempat.
Dalam kesempatan itu, Herda Helmijaya menyebut dengan kondisi darurat seperti ini, maka antarwilayah harus saling bekerja sama dalam mengatasi persoalan. Terutama mengantisipasi bencana yang berkelanjutan.
“Kita harus mulai memikirkan tata kelola air yang bekerja sama secara holistik dengan wilayah-wilayah lain,” ujar Herda.
Meskipun Kabupaten Kudus memiliki anggaran untuk membuat resapan baru seperti embung dan kolam retensi, kata Herda, namun harus juga dipikirkan kerja sama lintas wilayah. Sebab keberadaan sungai yang melintas di Kudus, juga mengalir ke kabupaten lainnya.
Menurut Herda, program penguatan tanggul dan normalisasi sungai yang sudah dicanangkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, menjadi upaya sementara yang harus diimbangi dengan solusi jangka panjang.
Simak Video Pilihan Ini:
Kondisi Bendungan
Herda juga menyoroti terkait kondisi pintu air yang tidak berfungsi maksimal yang ada di Bendungan Wilalung. Melihat kondisi itu, Herda mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir, untuk bersiap dan waspada di tengah kondisi cuaca ekstrem.
“Bagi masyarakat yang kemungkinan terdampak banjir, harus mulai mempersiapkan diri. Teman-teman (petugas) di Bendungan Wilalung, sudah berupaya mengendalikan air sebisa mungkin,” terang Herda.
Herda menegaskan bahwa Bendungan Wilalung masih dalam kondisi yang aman. Sebab selama ini, penguatan bendungan telah rutin dilakukan. Sehingga untuk saat ini, mitigasi bencana perlu dilakukan untuk mengatasi potensi bencana yang ada.
"Upaya pengendalian dan pemantauan telah dilakukan maksimal. Mitigasi bencana harus mulai dilakukan. Utamanya bagi masyarakat yang berpotensi terdampak bencana," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Junaidi menambahkan, debit air di bendung Klambu sudah melebihi 833 meter kubik per detik atau sudah pada level Siap. Sedangkan elevasi Bendungan Wilalung mencapai 243 dengan status Siap pada Selasa (21/1/2025).
Dengan tingginya curah hujan di wilayah Grobogan, debit air diperkirakan debit air masih akan meningkat. Sehingga ancaman bencana banjir harus benar-benar diwaspadai. Wilayah Kudus sejauh ini masih aman. Sebab pintu Wilalung menuju arah Sungai Juwana sudah dibuka 10 cm untuk mengurangi beban di sungai Wulan.
Jebolnya sejumlah titik tanggul di Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, membuat banjir di wilayah setempat. Namun di sisi lain, hal itu membuat debit air yang mengalir ke Kelambu dan Wilalung berkurang dan potensi banjir di wilayah Kudus sedikit berkurang.
Arief Pramono
Advertisement