Hasil Riset USU Buktikan Air Galon Tetap Aman, Tanpa Luruhan BPA

Tim peneliti dari Universitas Sumatera Utara (USU) mengungkapkan hasil penelitian terbaru mengenai keamanan air minum dalam kemasan galon berbahan polikarbonat.

oleh Reza Efendi diperbarui 09 Feb 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2025, 09:00 WIB
Prof. Dr. Juliati Tarigan, M.Si
Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Kelompok Studi Kimia Organik USU, dipimpin oleh Prof. Dr. Juliati Tarigan, M.Si, Guru Besar Kimia Organik dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU (Reza Efendi/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Medan - Tim peneliti dari Universitas Sumatera Utara (USU) mengungkapkan hasil penelitian terbaru mengenai keamanan air minum dalam kemasan galon berbahan polikarbonat.

Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Kelompok Studi Kimia Organik USU, dipimpin oleh Prof. Dr. Juliati Tarigan, M.Si, Guru Besar Kimia Organik dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU.

"Penelitian ini membuktikan tidak ada migrasi atau luruhan Bisphenol-A (BPA) ke dalam air minum, bahkan setelah galon terpapar sinar matahari selama beberapa hari," kata Juliati dalam diskusi dan temu pers yang digelar di Hotel Santika Medan pada Kamis (6/2/2025).

Di tengah kekhawatiran masyarakat mengenai kemungkinan migrasi Bisphenol-A (BPA) dari kemasan galon polikarbonat ke dalam air minum, penelitian terbaru dari USU memberikan kepastian bahwa BPA tidak terdeteksi dalam air minum kemasan galon, meskipun terpapar sinar matahari dalam jangka waktu tertentu.

Hasilnya menunjukkan tidak ada luruhan atau migrasi BPA pada semua sampel yang diuji, baik yang disimpan dalam kondisi normal maupun yang terpapar sinar matahari selama lima hingga sepuluh hari.

 

Tidak Perlu Khawatir

Ilustrasi galon BPA Free
Ilustrasi galon BPA Free/Shutterstock-rw-photo.... Selengkapnya

Prof Juliati menjelaskan, masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi air minum kemasan galon berbahan polikarbonat, karena penelitian ini telah membuktikan keamanannya.

Penelitian ini dilakukan dengan menguji 4 merek air minum dalam kemasan galon yang populer di Kota Medan, terdiri dari 2 merek nasional, yaitu AQUA dan Prima, serta 2 merek lokal, yaitu Amoz dan Himudo.

Sampel dari setiap merek diambil dari 3 titik distribusi berbeda, dengan kondisi penyimpanan yang beragam, yaitu tidak terpapar sinar matahari, terpapar sinar matahari selama 5 hari, dan terpapar sinar matahari selama 10 hari.

"Pengujian dilakukan dengan metode High-Performance Liquid Chromatography (HPLC), sebuah instrumen canggih yang mampu mendeteksi BPA hingga level mikrogram per liter," bebernya.

Metode Triplo

Ilustrasi riset laboratorium
Ilustrasi riset laboratorium. source: freepik.com... Selengkapnya

Untuk memastikan keakuratan, penelitian ini dilakukan dengan metode triplo, yaitu dengan 3 kali pengujian pada setiap sampel. Hasil penelitian membuktikan tidak ada kandungan BPA yang terdeteksi dalam air galon yang diuji, meskipun telah terpapar sinar matahari dalam jangka waktu tertentu.

Kekhawatiran masyarakat BPA dapat luruh ke dalam air minum akibat paparan panas matahari juga terbantahkan dalam penelitian ini. Prof. Juliati menjelaskan, BPA memiliki titik leleh yang sangat tinggi, yaitu 159 derajat Celsius. Sementara itu, suhu tertinggi yang tercatat di Indonesia hanya mencapai 38,5 derajat Celsius.

"Dengan demikian, tidak ada kemungkinan BPA berpindah dari kemasan ke air minum dalam kondisi penyimpanan normal," ungkapnya.

Belum Ada Bukti Ilmiah

Dr. dr. Brama Ihsan Sazli, Sp.PD-KEMD
Dr. dr. Brama Ihsan Sazli, Sp.PD-KEMD, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan endokrinologi dari Fakultas Kedokteran USU (Reza Efendi/Liputan6.com)... Selengkapnya

Dari segi kesehatan, Dr. dr. Brama Ihsan Sazli, Sp.PD-KEMD, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan endokrinologi dari Fakultas Kedokteran USU, menjelaskan, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup kuat untuk menyatakan BPA dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker, diabetes, atau obesitas.

Brama juga menambahkan, tubuh manusia memiliki mekanisme alami untuk mengurai zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Jika ada BPA yang terserap, hati akan mendetoksifikasi zat tersebut sebelum akhirnya dikeluarkan melalui urin dan feses.

"Oleh karena itu, klaim air minum dalam kemasan galon berbahan polikarbonat dapat memicu masalah kesehatan seperti gangguan metabolik, kanker, atau diabetes tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat," sebutnya.

Memberikan Kejelasan

Pakar Sebut Paparan Sinar Matahari Bisa Bikin Peluruhan BPA pada Galon Meningkat
Ilustrasi galon. (c) Lina_mo/Depositphotos.com... Selengkapnya

Sebagai penutup, Prof. Juliati menekankan pentingnya masyarakat untuk mendapatkan informasi yang akurat dan berbasis penelitian ilmiah dalam menyikapi isu-isu kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat dan meluruskan berbagai misinformasi terkait dampak BPA. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat tidak perlu khawatir dalam mengonsumsi air minum kemasan galon yang telah terbukti aman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya