Fakta Unik Misro, Kuliner Tradisional Manis Gurih Khas Jawa Barat

Gula merah yang telah dipotong kecil-kecil atau disisir halus kemudian dimasukkan ke dalam adonan, lalu dibentuk menjadi bulatan kecil

oleh Panji Prayitno Diperbarui 24 Mar 2025, 02:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 02:00 WIB
Fakta Unik Misro, Kuliner Traidisional Manis Gurih Khas Jawa Barat
ilustrasi misro/sri widyowati/Shutterstock... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Misro adalah salah satu camilan tradisional khas Jawa Barat yang memiliki cita rasa unik dengan perpaduan gurih di luar dan manis di dalam. Nama Misro sendiri merupakan akronim dari bahasa Sunda "amis di jero," yang berarti manis di dalam.

Sebutan ini sangat menggambarkan karakteristik makanan ini, di mana bagian luarnya yang renyah terbuat dari singkong parut, sedangkan bagian dalamnya berisi gula merah yang lumer saat digoreng. Camilan ini sering dijumpai di pasar tradisional, pedagang kaki lima, hingga jajanan khas yang disajikan dalam berbagai acara keluarga atau hajatan masyarakat Sunda.

Selain sebagai makanan ringan, Misro juga memiliki nilai budaya yang tinggi karena telah diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat Sunda, menjadi bagian dari tradisi kuliner yang kaya dan beragam. Misro dibuat dari bahan utama singkong yang diparut halus, kemudian diperas untuk mengurangi kadar airnya agar tidak terlalu lembek saat digoreng.

Setelah itu, parutan singkong tersebut dicampur dengan sedikit garam agar rasa gurihnya lebih terasa. Gula merah yang telah dipotong kecil-kecil atau disisir halus kemudian dimasukkan ke dalam adonan, lalu dibentuk menjadi bulatan kecil atau lonjong sesuai selera.

Proses ini memerlukan ketelitian agar gula merah tetap berada di tengah dan tidak bocor saat digoreng. Setelah semua adonan terbentuk, Misro kemudian digoreng dalam minyak panas hingga berwarna keemasan dan bertekstur renyah di luar.

Ketika digigit, gula merah di dalamnya akan meleleh dan memberikan sensasi manis yang khas, menciptakan perpaduan rasa yang sempurna antara gurihnya singkong dan legitnya gula merah. Meskipun terlihat sederhana, pembuatan Misro yang sempurna membutuhkan keterampilan tertentu, terutama dalam menentukan komposisi bahan dan suhu penggorengan.

Jika minyak terlalu panas, bagian luar bisa gosong sebelum bagian dalam matang sempurna. Sebaliknya, jika minyak kurang panas, Misro bisa terlalu berminyak dan kurang renyah.

Oleh karena itu, memasak Misro yang ideal memerlukan kesabaran dan pengalaman agar teksturnya renyah di luar namun tetap lembut di dalam. Selain itu, pemilihan bahan juga berpengaruh terhadap cita rasa akhir.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Otentik

Singkong yang baik untuk membuat Misro adalah singkong yang tidak terlalu tua, karena jika terlalu tua, hasilnya bisa menjadi keras dan kurang enak. Misro sering disamakan dengan jajanan khas Sunda lainnya yang juga terbuat dari singkong, yaitu Comro (oncom di jero), yang memiliki bentuk serupa tetapi dengan isian berbeda.

Jika Misro memiliki isian manis dari gula merah, maka Comro diisi dengan oncom yang telah dibumbui sehingga menghasilkan rasa gurih dan pedas. Perbedaan ini membuat kedua makanan tersebut menjadi pasangan camilan yang sempurna, terutama saat disajikan bersamaan dalam satu hidangan.

Banyak orang menyukai kombinasi keduanya karena menawarkan sensasi rasa yang kontras tetapi tetap harmonis. Tidak heran jika di banyak tempat di Jawa Barat, Misro dan Comro sering dijajakan secara bersamaan oleh para pedagang gorengan.

Dalam perkembangannya, Misro tidak hanya ditemukan di Jawa Barat, tetapi juga mulai dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa inovasi modern telah dilakukan untuk memberikan variasi rasa, seperti menambahkan keju, cokelat, atau bahkan kacang sebagai isian alternatif.

Namun, bagi para pecinta kuliner tradisional, versi asli dengan gula merah tetap menjadi favorit karena mempertahankan cita rasa khas yang telah dikenal sejak lama. Selain sebagai camilan sehari-hari, Misro juga kerap dijadikan sajian khas saat acara keluarga, arisan, atau sekadar teman minum teh di sore hari.

Keberadaan Misro sebagai makanan tradisional menunjukkan kekayaan budaya kuliner Indonesia, khususnya dari tanah Sunda. Meskipun tergolong makanan sederhana, kelezatan dan keunikannya membuat Misro tetap eksis dan diminati hingga kini.

Bahkan, dalam beberapa festival kuliner, Misro sering menjadi salah satu makanan yang paling dicari karena keotentikannya. Dengan bahan yang mudah didapat dan cara pembuatan yang relatif sederhana, siapa saja bisa mencoba membuatnya di rumah dan menikmati kelezatan khas dari makanan tradisional yang satu ini.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya