Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan di Jawa Barat.
Prakirawan BMKG, Siti Fadhilatunnisa menjelaskan potensi gelombang tinggi diperkirakan terjadi pada Minggu, 23 Maret 2025 pukul 07.00 WIB sampai Rabu, 26 Maret 2025 pukul 07.00 WIB.
Baca Juga
"Pola angin di wilayah Jakarta dan Jawa Barat bagian utara umumnya bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8-20 knot," katanya dalam keterangan tertulis pada Minggu (23/3/2025).
Advertisement
Sementara di wilayah Jawa Barat bagian selatan, ungkap Siti, umumnya bergerak dari Barat-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8-25 knot.
"Selain itu, kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan Sukabumi, Perairan Cianjur, Perairan Garut, Perairan Tasikmalaya, dan Perairan Pangandaran yang juga dapat berkontribusi terhadap tinggi gelombang," ucapnya.
Menurut pengamatan BMKG, gelombang setinggi 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Indramayu dan Perairan Cirebon.
Sementara gelombang setinggi 2,5 sampai 4 meter berpeluang terjadi di Perairan Sukabumi, Perairan Garut, Perairan Pangandaran, Perairan Cianjur, dan Perairan Tasikmalaya.
Siti mengatakan, tinggi gelombang mencapai 1,25 meter berisiko terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan apabila kecematan angin mencapai 15 knot.
Sementara itu, gelombang tinggi juga berisiko terhadap kapal tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang 1,5 meter. "Kapal ferry apabila kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter," kata Siti.
Potensi Cuaca Ekstrem saat Puncak Arus Mudik Lebaran
Sebelumnya, BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem saat puncak arus mudik Lebaran yang diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengungkap sejumlah faktor seperti anomali suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar perairan Indonesia, mengakibatkan adanya penambahan kandungan uap air di atmosfer. Hal tersebut kemudian semakin memperbesar potensi pertumbuhan awan hujan.
"Kami mengingatkan bahwa fenomena ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, pemudik yang menggunakan transportasi darat, laut, dan udara perlu terus memperbarui informasi cuaca dari BMKG dan pihak terkait," ujar Andri.
Bagi pemudik yang menggunakan transportasi udara dan laut, Guswanto mengingatkan agar memperhatikan prakiraan cuaca di bandara dan pelabuhan tujuan. Sebab, cuaca buruk seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi dapat menyebabkan keterlambatan atau pembatalan penerbangan dan perjalanan laut.
"Khusus bagi pemudik yang akan menyeberang menggunakan kapal laut, perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi dan angin kencang, terutama di perairan Selat Sunda, Selat Lombok, Laut Jawa, dan perairan sekitar Nusa Tenggara. Masyarakat yang bepergian dengan pesawat juga perlu memperhatikan kemungkinan keterlambatan akibat cuaca buruk di beberapa bandara. Oleh karena itu, kami mengimbau pemudik untuk terus berkoordinasi dengan pihak maskapai, operator pelabuhan, dan BMKG guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi cuaca di rute perjalanan mereka," katanya.
Penulis: Arby Salim
Advertisement
