IHSG Bakal Menguat, Awasi Tujuh Saham Pilihan

Rilis data makro ekonomi cenderung baik meski terjadi defisit neraca perdagangan masih memberikan sentimen laju Indeks Harga Saham Gabungan.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Okt 2014, 07:20 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2014, 07:20 WIB
Ilustrasi IHSG
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif pada perdagangan saham Kamis (2/10/2014). Rilis data makro ekonomi Indonesia masih akan mempengaruhi gerak IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih berada dalam pola sideways dalam jangka pendek. IHSG akan bergerak di kisaran 5.101-5.186 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

William menambahkan, dana asing yang keluar dari pasar modal masih belum cukup mengkhawatirkan. Dana asing berpotensi kembali masuk pada awal kuartal keempat. Apalagi rilis data ekonomi cukup stabil mencerminkan kondisi makro yang tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

"Hal ini tentunya tetap sebagai acuan bahwa Indonesia masih memiliki kestabilan ekonomi yang cukup bagus sehingga mampu menarik minat investasi hingga jangka waktu di masa yang akan datang. Peluang untuk melakukan akumulasi pembelian bagi investor jangka menengah maupun panjang," kata William dalam ulasannya, Kamis (2/10/2014).

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG akan bergerak di level 5.121-5.162. Indeks saham akan dipengaruhi data luar negeri dan dalam negeri.

"Indeks akan dipengaruhi oleh akan dirilisnya data markit manufacturing PMI Final Amerika Serikat yang diperkirakan stagnan ke level 57,9," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.

Sedangkan dari dalam negeri, data inflasi September naik dari 3,99 persen Year on Year (YoY) ke level 4,53 persen YoY. Adapun neraca perdagangan mengalami defisit ke US$ 318 juta.

Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko menuturkan, ada sejumlah katalis domestik positif yang mempengaruhi IHSG. Sejumlah katalis itu antara lain rencana presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 3.000 pada November yang akan mengurangi defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015.

"Serta niat presiden Susilo Bambang Yudhoyoni mengeluarkan perpu mengembalikan pilkada langsung telah menahan penurunan IHSG, tinggal menunggu aksi pelaku pasar untuk kembali naik," ujar Yuganur.

Yuganur memperkirakan, IHSG berada di level support 5.121-5.075-5.035 dan resistance 5.176-5.195-5.251.

Rekomendasi Saham

Yuganur merekomendasikan sejumlah saham untuk diakumulasi pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Sedangkan William memilih saham-saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar antara lain saham BBTN, saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

Rekomendasi Teknikal

Yuganur memilih saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) untuk diperhatikan pelaku pasar. Menurut Yuganur, saham BBTN walau sempat terimbas aksi jual dan konsolidasi samping, pattern minor uptren baru di saham BBTN masih akan berlanjut membentuk high bulanan baru di Rp 1.210.

Yuganur merekomendasikan saham BBTN masuk di level pertama Rp 1.175, level kedua Rp 1.165, dan cut loss point Rp 1.155.
"Rekomendasi beli dengan trading target Rp 1.210," kata Yuganur. (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya