Investor Masih Tergila-gila dengan Sektor Saham Infrastruktur RI

Keseriusan pemerintah di sektor infrastruktur membuat sejumlah saham akan diuntungkan dari pembangunan infrastruktur itu.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 10 Mar 2015, 17:52 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2015, 17:52 WIB
infrastruktur
(Foto:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan pembangunan infrastruktur besar-besaran mulai dari pembangunan waduk hingga jalan tol.

Head of Equities and Research, UBS Indonesia Joshua Tanja menjelaskan, keseriusan pemerintah di sektor infrastruktur yang terlihat sangat jelas membuat investor tampak menggilai sektor tersebut.

"Yang jelas antusiasme investor terhasap prospek saham saham sektor infrastruktur masih tinggi karena melihat setelah subsidi BBM dipangkas, ada dana besar yang bergulir ke sektor infrastruktur," ujar Joshua dalam acara UBS Indonesia Conference 2015 di Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Akuisisi yang secara efektif berjalan, Joshua menuturkan, telah cukup menggambarkan keseriusan pemerintah di bidang infrastruktur. Tak hanya itu, layanan one stop service (pelayanan terpadu satu pintu) untuk izin usaha serta pembangunan pembangkit listrik membuat sektor tersebut kian menarik di mata para investor. Dia merasa, dengan regulasi yang baru untuk mengatur perizinan, pembangunan pembangkit listrik juga terasa jauh lebih mudah.

"Jadi ada orang-orang yang lebih senior yang mendapatkan kewenangan memberikan izin pembangunan. Sehingga proyek-proyek infrastruktur dapat berjalan lebih cepat," paparnya.

Dengan kepastian pemerintah di sektor infrastruktur, Joshua menjelaskan sejumlah saham juga akan diuntungkan. Selain saham-saham perusahaan kontraktor, secara tidak langsung saham properti dan semen juga berpotensi mendulang untung.

"Biasanya untuk perusahaan semen, karena ada lonjakan permintaan semen untuk berbagai proyek infratruktur yang akan dan sedang berjalan," katanya.

Tapi dari sisi suplai, terdapat kecenderungan harga naik saat pasokan barang, dalam hal ini semen, tidak mampu menutupi lonjakan permintaan yang terjadi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga  Senin 9 Maret 2015, sektor saham konstruksi dan properti naik 4,10 persen ke level 546,43. Sementara itu, sektor saham infrastruktur, utilitas dan transportasi turun 2,37 persen ke level 1.132,83. (Sis/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya