Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) belum dapat mencetak kinerja gemilang di awal 2015. Kontribusi otomotif dan agribisnis yang menurun telah menekan kinerja PT Astra International Tbk hingga kuartal I 2015.
Perseroan membukukan laba bersih turun 16 persen menjadi Rp 3,99 triliun hingga kuartal I 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,72 triliun. Hal itu didorong dari pendapatan bersih turun 9 persen menjadi Rp 45,18 triliun pada kuartal I 2015.
Melihat kondisi itu, laba bersih per saham turun 16 persen menjadi Rp 99 pada kuartal I 2015 dari perolehan periode sama tahun lalu sebesar Rp 117 per saham.
Advertisement
Total liabilitas naik menjadi Rp 117,94 triliun pada 31 Maret 2015 dari periode 31 Desember 2015 sebesar Rp 115,70 triliun. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp 126,19 triliun pada 31 Maret 2015. Perseroan mengantongi kas mencapai Rp 24,07 triliun pada 31 Maret 2015.
Penurunan kinerja ini didorong dari penurunan kontribusi divisi agribisnis dan otomotif. Divisi agribisnis turun sebesar 80 persen didorong harga crude palm oil (CPO) yang rendah. Ditambah divisi otomotif sebesar 21 persen.
Akan tetapi, sebagian penurunan itu diimbangi kenaikan divisi teknologi informasi sebesar 42 persen, lalu peningkatan 21 persen dari divisi jasa keuangan dan kenaikan 3 persen dari divisi alat berat dan pertambangan.
Laba bersih dari divisi otomotif turun sebesar 21 persen menjadi Rp 1,6 triliun hingga kuartal I 2015. Hal itu didorong dari permintaan melemah selama kuartal I 2015 karena disebabkan lambannya pertumbuhan ekonomi dan sedikitnya jumlah produk baru yang diluncurkan.
Selain itu, persaingan diskon di pasar mobil yang dipicu oleh kelebihan kapasitas produksi pabrik berdampak negatif terhadap laba bersih bisnis ini.
Tekanan terhadap bisnis komponen otomotif juga memberikan kontribusi rendah karena depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Di sisi lain, laba bersih divisi perkebunan turun 80 persen menjadi Rp 124 miliar. Perseroan yang memiliki 79,7 persen saham di PT Astra Agro Lestari Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 156 miliar atau turun 80 persen.
Rata-rata harga CPO menurun sebesar 12 persen menjadi Rp 7.839 per kilo gram. Sementara itu, penjualan CPO menurun 18 persen menjadi 258 ribu ton sedangkan penjualan olein meningkat 46 persen menjadi 60 ribu ton.
"Walaupun kami menghadapi tantangan akibat penurunan pertumbuhan ekonomi, tertekannya pasar komoditas dan meningkatnya persaingan di sektor kendaraan roda empat, bisnis Astra tetap di posisi terdepan sebagai pilihan konsumen didukung oleh neraca keuangan yang kuat," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto dalam keterangan yang diterbitkan, Senin (27/4/2015).
Pada perdagangan saham hari ini, saham PT Astra International Tbk melemah 5,4 persen menjadi Rp 7.450 per saham. Harga saham ASII berada di level tertinggi Rp 7.850 per saham dan terendah Rp 7.450 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.102 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 515,2 miliar. (Ahm/)