Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tidak menyarankan agar BUMN melakukan initial public offering (IPO) atau perusahaan yang melakukan penawaran perdana saham. Sebab, kondisi perekonomian global saat ini masih kurang baik.
"Kalau lagi pasar agak lemah atau tidak mau juga harganya jatuh," ujar JK, usai menghadiri acara buka puasa bersama anak yatim piatu di JCC, Jakarta, Kamis (2/7/2015).
Baca Juga
Meski demikian, keputusan tersebut berada di tangan Menteri BUMN Rini Soemarno. JK tak bisa memastikan apakah Rini memiliki rencana agar perusahan-perusahaan milik negara‎ ikut bermain di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Advertisement
"Saya belum tahu (IPO BUMN 2015), pasti ada rencana, nanti tanya sama Ibu Rini," tutur JK.
Seperti diketahui, saat ini hanya beberapa anak usaha BUMN yang go public antara lain, PT Wijaya Karta Beton Tbk pada 2014, dan PT PP Properti pada 2015.
Di pasar modal Indonesia, sejumlah saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tercatat mencapai 20 emiten. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Desember 2014, kapitalisasi pasar saham BUMN mencapai Rp 1.358,76 triliun atau sekitar 26,42 persen dari kapitalisasi pasar saham BEI mencapai Rp 5.142,82 triliun.
Ada sejumlah saham BUMN yang mencatatkan kapitalisasi pasar saham terbesar di pasar modal Indonesia. Saham BUMN itu antara lain PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). (Silvanus A/Ahm)