IHSG Anjlok, BEI Ingin Isu Reshuffle Segera Berakhir

Sentimen penekan IHSG berasal dari global. Utamanya, kebijakan pemerintah China yang mendevaluasi nilai tukar mata uangnya.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Agu 2015, 11:31 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2015, 11:31 WIB
Ilustrasi IHSG 2
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan. Pada perdagangan Rabu (12/8/2015), IHSG sempat menyentuh level 4.493 pada pukul 10.43 WIB. Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta kepada semua pihak menciptakan suasana yang kondusif agar bisa mendukung indeks tidak terus tertekan. 

Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Samsul Hidayat belum bisa memastikan apakah penurunan IHSG pada hari ini merupakan imbas dari isu perombakan kabinet atau reshuffle.

"Saya nggak tahu seberapa besar bobotnya isu itu. Intinya ketidakapastian itu membuat beberapa investor mencoba cari jalan aman dulu," kata dia di Jakarta, Rabu (12/8/2015).

Namun begitu, dia mengatakan jika benar ada, harusnya reshuffle mesti dilakukan secara cepat. Pasalnya, hal tersebut mempengaruhi paradigma pasar terhadap kestabilan pemerintah Indonesia.

"Kalau memang ada rencana perubahan kita ada pengen cepat dilakukan kalau memang tidak isu itu diharapkan tidak dilkeluarkan lagi. Karena ini timbulkan suatu ketidakapastian di investor siapa yang akan diganti," jelasnya.

Sementara ini, Samsul mengatakan sentimen penekan IHSG berasal dari global. Utamanya, kebijakan pemerintah China yang mendevaluasi nilai tukar mata uangnya.

Samsul pun memastikan, kondisi emiten dalam negeri terhitung masih baik. "Artinya kita tidak ada persoalan secara fundamental emiten kita. Artinya memang kita bagian dari ekonomi dunia ini, mempengaruhi beberapa investor terutama dari asing. Dalam mengambil keputusannya beli atau jual di market kita," tandas dia. (Amd/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya