IHSG Sulit Tembus Level 5.000 pada Akhir 2015

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di kisaran 4.500-4.600 pada akhir 2015.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 24 Agu 2015, 14:46 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2015, 14:46 WIB
Ilustrasi IHSG 2
Ilustrasi IHSG

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan tak mampu menembus level 5.000 sampai akhir tahun 2015. Hal itu menimbang kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah.

Pengamat pasar modal, Marolop Alfred Nainggolan mengatakan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejalan melemahnya daya beli masyarakat. Hal itu sejalan pula dengan pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh konsumsi.

"Kalau kurs seperti ini sulit, saya sangat yakin kalau kurs rupiah 13.900-14.000 per dolar AS sulit pertumbuhan ekonomi tembus 5 persen, " kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (24/8/2015).

Dengan kondisi demikian, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya 4,6 persen-4,7 persen pada akhir tahun 2015. Dengan pertumbuhan ekonomi itu, IHSG hanya berada pada level 4.500-4.600.

"Saya kira 4.500-4.600. Karena tantangannya berat, gap APBN 2016 semakin jauh," tutur Alfred.

Dia menuturkan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS saat ini dipengaruhi oleh rencana bank sentral Amerika Serikat/The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan. Kemudian, kebijakan pemerintah China yang diikuti beberapa negara seperti Vietnam mendevaluasi nilai tukar mata uangnya. Tujuan melemahkan mata uang (devaluasi) untuk menggenjot ekspor.

Alfred menuturkan, langkah tersebut tak mungkin dilakukan oleh Indonesia yang masih menggantungkan ekpor komoditas.

"Mereka yang siap kalau diturunkan karena punya primadona. Kalau Indonesia tidak, kita lebih komoditas, tanpa penurunan sudah anjlok makin sulit," kata dia.

Seperti diketahui, dolar Amerika Serikat (AS) makin menguat terhadap sejumlah mata uang termasuk rupiah. Dalam kurs JISDOR, rupiah berada di kisaran 13.998 per dolar AS. Dolar AS makin menguat terhadap rupiah, dengan naik 103 poin dari Rp 13.895 per dolar AS pada Jumat 21 Agustus 2015 menjadi 13.998 per dolar AS pada Senin 21 Agustus 2015.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin 24 Agustus 2015, IHSG susut 189,57 poin (4,37 persen) ke level 4.146,37. Level ini terendah sejak 2013. Indeks saham LQ45 melemah 5,13 persen ke level 689,92. Seluruh indeks saham acuan tertekan hingga siang ini. 

Ada sebanyak 285 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 15 saham menguat dan 39 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 180.785 kali dengan volume perdagangan saham sekitar 3,044 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,79 triliun.

Pada siang ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi 4.241,91 dan terendah 4.111,11. Secara sektoral saham, sektor saham industri dasar turun paling tajam mencapai 7,62 persen, disusul sektor saham perkebunan melemah 7,36 persen, dan sektor saham konstruksi melemah 5,51 persen. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya