Bursa Asia Hijau Mengekor Wall Street

Kelebihan pasokan di sektor minyak, meredam pertumbuhan pada sektor komoditas terbesar dunia ini

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 11 Des 2015, 08:45 WIB
Diterbitkan 11 Des 2015, 08:45 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia naik tipis pada Jumat, (11/12/2015) tapi tetap berada dalam jalur penurunan mingguan karena harga minyak mentah turun.

Kelebihan pasokan di sektor minyak, meredam pertumbuhan pada sektor komoditas terbesar dunia ini, dan kekhawatiran mengenai naiknya suku bunga di bank sentral Amerika Serikat pekan depan telah membuat perdagangan agak sedikit tegang.

Dilansir dari Reuters, Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis sekitar 0,1 persen pada awal perdagangan, didukung oleh kenaikan Wall Street semalam, tetapi menghadapi penurunan mingguan lebih dari 2 persen.

Indeks saham Nikkei Jepang naik 0,4 persen, tapi masih menuju penurunan 1,9 persen untuk minggu ini.

Indeks dolar, yang melacak unit AS terhadap sekeranjang mata uang enam rival utama, stabil di 97,917. Tapi angka tersebut masih ada di jalur penurunan sekitar 0,4 persen karena investor memangkas dolar di posisi depan terhadap rencana kebaikan suku bunga AS.

Dana Fed berjangka menempatkan kesempatan 85 persen dari tarif peningkatan Fed pada pertemuan 15-16 Desember tersebut. Sebuah jajak pendapat Reuters baru-baru ini juga menunjukkan bahwa semua kecuali satu dari 18 broker yang berhubungan langsung dengan Fed mengharapkan kenaikan tarif.

Euro hampir datar di US$ 1,0941 tapi masih naik sekitar 0,5 persen untuk minggu ini setelah komentar dari Bank Sentral Eropa Ewald Nowotny menimbulkan keraguan tentang sejauh mana AS dan kebijakan moneter Eropa akan bergerak

Dolar naik 0,2 persen terhadap mitra Jepang untuk 121,81 tapi masih turun lebih dari 1 persen untuk seminggu. (Zul/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya