Wall Street Menguat Tersengat Pernyataan Yellen

Indeks saham S&P 500 catatkan kenaikan tertinggi dalam tujuh bulan pada awal pekan ini. Penguatan itu didorong pernyataan pimpinan the Fed.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Jun 2016, 04:37 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2016, 04:37 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat di awal pekan, dan didorong kenaikan indeks saham S&P 500 ke level tertinggi dalam tujuh bulan. Pernyatan pimpinan bank sentral AS atau The Federal Reserves/The Fed Janet Yellen mempengaruhi laju bursa saham AS.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (Selasa pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 113,27 poin atau 0,64 persen ke level 17.920,33. Indeks saham S&P 500 mendaki 10,28 poin atau 0,49 persen ke level 2.109,41, dan alami penguatan tertinggi dalam tujuh bulan. Indeks saham Nasdaq menguat 26,20 poin atau 0,53 persen ke level 4.968,71.

Pernyataan Janet Yellen sebelum pertemuan the Fed pada pekan depan telah mempengaruhi bursa saham. Yellen menuturkan, laporan data tenaga kerja pada Mei "mengecewakan, namun salah satu faktor tidak cukup untuk menjadi indikator menaikkan suku bunga. Pada pekan lalu, rilis laporan data tenaga kerja menyebutkan kalau penambahan tenaga kerja hanya 38 ribu.

Pernyataan Yellen juga menunjukkan kekhawatiran baru terhadap kondisi ekonomi. "Saya pikir bank sentral AS tetap menaikkan suku bunga, tetapi Yellen tidak menyebutkan kapan waktunya. Dia juga tidak mengatakan dalam beberapa bulan, ini artinya tak agresif. Kita tidak bicara Juni dan Juli tetapi mungkin saja nanti," ujar Bucky Hellwig Direktur BB&T Wealth Management, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (7/6/2016).

Sektor saham energi pun mendorong penguatan bursa saham AS. Harga minyak dunia menguat mendorong indeks sektor saham S&P naik dua persen, dan memimpin penguatan terbesar di indeks saham S&P 500.

Adapun volume perdagangan saham tercatat 6,4 miliar saham di bursa saham AS. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham sekitar 6,9 miliar saham. (Ahm/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya