Brexit Kembali Tekan Wall Street

Dow Jones Industrial Averange (DJIA) melemah 108,75 poin atau 0,61 persen ke angka 17.840,62.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Jul 2016, 04:45 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2016, 04:45 WIB
Wall Street
Dow Jones Industrial Averange (DJIA) melemah 108,75 poin atau 0,61 persen ke angka 17.840,62.

Liputan6.com, New York - Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Sentimen yang mempengaruhi pelemahan Wall Street adalah ketidakpastian lanjutan setelah keputusan keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Britain Exit (Brexit) dan pelemahan harga minyak.

Mengutip Reuters, Rabu (6/7/2016), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) melemah 108,75 poin atau 0,61 persen ke angka 17.840,62. Indeks S&P 500 juga melemah 14,40 poin atau 0,68 persen ke level 2.088,55. Sedangkan Indeks Nasdaq melemah 39,66 poin atau 0,82 persen ke angka 4.822,90.

Pendorong utama pelemahan indeks S&P 500 adalah saham-saham sektor perbankan. empat dari lima saham yang melemah paling tinggi adalah saham-saham dari sektor perbankan. Saham JP Morgan turun 2,8 persen ke US$ 59,55 per saham dan merupakan penurunan paling besar.

"Sentimen keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau yang sering disebut dengan Brexit membuat kegiatan ekonomi tertekan. Dengan tekanan tersebut saham industri perbankan yang paling terpengaruh," jelas Direktur Perdagangan di Performance Trust Capital Partners, Chicago, AS, Brian Battle.

Imbal hasil obligasi pemerintah di luar AS mencapai rekor terendah karena para investor memindahkan portofolio investasi di instrumen yang aman. Investor meninggalkan aset obligasi karena adanya ketidakpastian ekonomi yang memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global. "Suku bunga yang rendah sangat menekan sektor keuangan khususnya perbankan," tambah Brian.

Sentimen lain yang mendorong pelemahan Wall Street adalah penurunan harga minyak. Harga minyak Brent turun 2,9 persen karena investor juga khawatir bahwa imbas dari Brexit akan memperlambat ekonomi global.

Dengan perlambatan ekonomi global tersebut membuat pasokan minyak yang berlimpah saat ini semakin tak terserap. Hal tersebut cukup berpengaruh kepada Wall Street. Sektor energi di Indeks S&P 500 mengalami penurunan 1,9 persen.

Data perekonomian terbaru di AS menambah kekhawatiran. Data pesanan batu untuk barang pabrik turun pada Mei karena penurunan permintaan di sektor transportasi dan barang modal.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya