Liputan6.com, Jakarta - Indeks saham acuan Wall Street S&P 500 ditutup turun tipis pada perdagangan Jumat setelah di awal perdagangan sempat menyentuh rekor baru intraday.
Pelemahan indeks saham acuan ini karena investor melakukan aksi ambil untung untuk mengakhiri minggu yang solid yang berpusat pada kembalinya Presiden Donald Trump ke Gedung Putih.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Sabtu (25/1/2025), Indeks acuan S&P 500 turun 0,3% menjadi 6.101,24, berbalik arah setelah mencapai rekor intraday baru di awal sesi. Indeks Nasdaq Composite tergelincir 0,5% menjadi 19.954,30. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 140,82 poin, atau 0,3%, menjadi 44.424,25.
Advertisement
Kerugian hari Jumat menghentikan kenaikan empat hari berturut-turut untuk tiga indeks utama Wall Street.
Sejumlah saham teknologi megacap yang membantu mendorong pasar saham ke titik tertinggi sepanjang masa mengalami penurunan dalam sesi perdagangan Jumat, memberikan tekanan ke bawah pada bursa saham. Saham Nvidia turun lebih dari 3%, sementara Tesla turun lebih dari 1%.
Meskipun terjadi penurunan pada perdagangan Jumat, kegembiraan terhadap kebijakan pro-bisnis Trump telah mendorong aset-aset berisiko naik minggu ini karena investor fokus pada pelantikannya. Para pedagang juga merasa lega karena hanya ada ancaman tarif dari Trump.
Ketiga indeks utama membukukan minggu positif kedua berturut-turut, menandakan bahwa pasar saham kembali menguat setelah penurunan pada Desember 2024.
S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 1,7% minggu ini, sementara Dow naik 2,2%. Selain mencapai rekor intraday baru minggu ini, S&P 500 juga mencatat rekor penutupan tertinggi sepanjang masa pada hari Kamis.
Pernyataan Trump
Khususnya, Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia akan menuntut agar suku bunga segera turun ketika berpidato di hadapan para pemimpin dunia di Davos, Swiss.
Presiden Trump juga mengatakan ia akan meminta Arab Saudi dan negara-negara OPEC lainnya untuk menurunkan harga minyak.
"Sejauh ini, pasar bereaksi terhadap setiap pernyataan yang dibuat oleh Presiden, bahkan yang seharusnya tidak berdampak apa pun," kata kepala investasi Siebert Mark Malek.
"Ini menunjukkan bahwa para pedagang belum menyesuaikan diri dengan langkah mereka." tambah dia.
Advertisement
Kinerja Perusahaan
Di luar politik, para pelaku pasar terus mencermati berita perusahaan dan laporan laba. Novo Nordisk mengalami kenaikan lebih dari 8% menyusul hasil tahap awal yang positif untuk obat penurun berat badan.
Texas Instruments merosot lebih dari 7% karena panduan laba yang lemah. Pergerakan ini terjadi menjelang minggu yang sibuk, ketika perhatian akan beralih ke laba teknologi besar dan pertemuan Federal Reserve.
CMEGroup’s FedWatch Tool memperkirakan peluang lebih dari 99% bahwa bank sentral tidak mengubah suku bunga.