IHSG Dibuka Menguat, Investor Menunggu Data Inflasi

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berada di zona merah pada awal perdagangan di awal Agustus ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Agu 2016, 09:14 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2016, 09:14 WIB
20160627-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pengunjung melintasi layar di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/6). Pada pembukaan, IHSG masih tertekan dan turun 33,90 poin atau 0,70 persen ke angka 4.800,92. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berada di zona merah pada awal perdagangan di awal Agustus ini. Pelaku pasar menunggu data inflasi Juli yang akan diumumkan pada hari ini.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (1/8/2016), IHSG naik 64,21 poin atau 1,23 persen ke level 5.280,21. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG terus melanjutkan penguatan dengan naik 79,50 poin atau 1,52 persen ke level 5.295,58. Indeks saham LQ45 mendaki 2,51 persen ke level 915,22. Seluruh indeks saham acuan menguat.

Ada sebanyak 109 saham menguat sehingga mendorong IHSG melaju di zona hijau. Sedangkan 24 saham melemah dan 77 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.316,24 dan terendah 5.279,58.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 9.059 kali dengan volume perdagangan 200,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 197,7 miliar.

Investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 12 miliar. Sedangkan investor lokal melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 12 miliar.

Secara sektoral, seluruh sektor saham menguat. Sektor saham barang konsumsi naik 3,67 persen, dan membukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur naik 2,96 persen dan sektor saham aneka industri mendaki 2,53 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham KARW naik 29,50 persen ke level Rp 180 per saham, saham SMAR menanjak 17,33 persen ke level Rp 4.400 per saham, dan saham SMDR melonjak 14,16 persen ke level Rp 5.000 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham TKIM turun 9,30 persen ke level Rp 780 per saham, saham LRNA tergelincir 6,67 persen ke level Rp 140 per saham, dan saham INPC merosot 6,12 persen ke level Rp 92 per saham.

Analis PT BNI Securities Thennesia Debora menjelaskan, mayoritas indeks global ditutup di teritori positif pada akhir perdagangan pekan lalu. Di bursa AS, indeks S&P 500 naik ke level 2.173. Di bursa Eropa, indeks Euro Stoxx 50 naik ke level 2.990.

Pada indeks domestik, IHSG ditutup turun ke level turun ke level 5.215 setelah selama sesi pertama perdagangan terus berada di zona hijau. "Sektor konsumsi, manufaktur dan infrastruktur menjadi sektor penekan pergerakan indeks pada perdagangan Jumat lalu," tutur dia.

Untuk perdagangan di awal pekan ini, Debora memperkirakan IHSG berpotensi menguat terbatas menanti rilis data inflasi dengan rentang indeks antara 5.177 – 5.295. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya