Aksi Jual Investor Tekan Wall Street

Dow Jones industrial average turun 200,38 poin atau 1,09 persen ke angka 18.128,66.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Okt 2016, 04:30 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2016, 04:30 WIB
Dow Jones industrial average turun 200,38 poin atau 1,09 persen ke angka 18.128,66.
Dow Jones industrial average turun 200,38 poin atau 1,09 persen ke angka 18.128,66.

Liputan6.com, New York - Wall Street tertekan pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut adalah aksi jual karena beberapa laporan keuangan perusahaan diperkirakan bakal mengecewakan.

Mengutip Reuters, Rabu (12/10/2016), Dow Jones industrial average turun 200,38 poin atau 1,09 persen ke angka 18.128,66. S&P 500 juga kehilangan kekuatan dan melemah 26,93 poin atau 1,24 persen ke level 2.136,73. Sedangkan Nasdaq Composite turun 81,89 poin atau 1,54 persen ke angka 5.246,79.

Penurunan Wall Street karena beberapa emiten memberikan sinyal bahwa kinerja keuangan kuartal III perusahaan bakal mengecewakan atau di bawah harapan.

Saham Alcoa anjlok 11,4 persen setelah perusahaan logam tersebut menurunkan proyeksi pendapatan. Selain itu, Saham Illumina juga anjlok 24,8 persen dan merupakan penurunan terbesar di indeks S&P 500 karena menyatakan bahwa menyatakan bahwa kemungkinan besar terjadi perlambatan penjualan.

Saat ini, para investor sebenarnya sedang mencari tanda-tanda adanya perbaikan kinerja emiten setelah selama empat kuartal sebelumnya terus mengalami tekanan.

Laporan keuangan yang mengecewakan membuat investor sedikit takut dalam melakukan transaksi. Di saat yang sama, investor juga sedang menyeimbangkan portofolio menanggapi rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS di akhir tahun ini.

"Beberapa investor tidak yakin dengan hasil kuartalan dan sebagian lagi sedang menyesuaikan diri dengan kenaikan suku bunga," jelas Presiden LibertyView Capital Management, Jersey City, AS, Rick Meckler.

Di luar itu, gerak Wall Street juga sedikit terombang-ambing karena adanya pemilu AS. Pasar bergerak di antara dua sisi menanggapi debat calon presiden yang telah beberapa kali berlangsung. (Gdn/Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya