Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan cenderung volatil pada sepekan ke depan. Sejumlah sentimen negatif membayangi pergerakan IHSG.
Analis PT Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, sentimen tersebut berasal dari global. Antara lain, rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).
"Sentimennya sekarang semakin kuat, The Fed mau naikin suku bunga. Kalau The Fed menaikan, kemarin Bank Indonesia (BI) bunganya tetap berarti kan selisi The Fed dengan BI mengecil. Sedikit banyak akan mempengaruhi dana asing di Indonesia," kata dia kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (21/11/2016).
Alfatih juga menuturkan, pelaku pasar kini sedang menunggu kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump. Oleh karena itu, gerak IHSG cenderung tidak menentu.
Baca Juga
"Jadi indeks kita masih menunggu Trump, kebijakan Trump seperti apa," ungkap dia.
Dari dalam negeri belum ada berita yang bakal mendorong indeks saham. Pertumbuhan ekonomi yang di bawah ekspektasi mengendurkan daya tarik pelaku pasar.
"Kemarin dalam negeri pertumbuhan di bawah perkiraan, agak melemah dan di bawah konsensus, kurang bagus," ungkap dia.
Menurut Alfatih, IHSG akan bergerak pada support 5.100 dan resistance 5.230.
Sementara Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan menguat di awal pekan Senin 21 November setelah cenderung tertekan pada pekan lalu. Lanjar memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.145 dan resistance 5.230.
"Mulai mencoba kembali menutup gap dengan range peregerakan 5.145-5.230," kata dia.
Lanjar merekomendasikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT United Tractors Tbk (UNTR).
Untuk diketahui, kapitalisasi pasar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan sebanyak 1,21 persen dari Rp 5.657,64 triliun menjadi Rp 5.589,16 triliun sepekan kemarin (14-18 November 2016). Sejalan dengan itu, IHSG juga mengalami penurunan sebanyak 1,18 persen dari 5.231,97 menjadi 5.170,11.
Kepala Komunikasi Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono mengatakan, frekuensi transaksi saham pada pekan lalu juga mengalami pelemahan.
"Sepanjang pekan ini rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami perubahan 5,32 persen, 335,36 ribu kali transaksi dari 354,19 ribu kali transaksi pada sepekan sebelumnya," kata dia dalam keterangan tertulis.
Yulianto mengatakan, rata-rata volume transaksi perdagangan harian turun sebanyak 26,05 persen dari 14,47 miliar saham menjadi 10,70 miliar saham.
"Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian berubah 81,34 persen menjadi Rp 8,26 triliun dari Rp 44,25 triliun yang dipengaruhi oleh transaksi tutup sendiri (crossing) di pasar negosiasi pada akhir pekan lalu," ujar dia.
Advertisement