Aksi Ambil Untung Bikin IHSG Turun 22 Poin

Investor asing masih melakukan aksi jual meski terbatas turut mendorong IHSG dalam tekanan pada Jumat pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Nov 2016, 16:20 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 16:20 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir pekan ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah. Aksi jual investor asing menjadi salah satu katalis negatif untuk IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (18/11/2016), IHSG turun 22,90 poin atau 0,44 persen ke level 5.170,10. Indeks saham LQ45 merosot 0,36 persen ke level 867,56. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 167 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 99 saham menguat dan 115 saham diam di tempat. IHSG pun sempat berada di level tertinggi 5.196,90 dan terendah 5.139,20.

Transaksi perdagangan saham kurang begitu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 249.329 kali dengan volume perdagangan 9,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 103,1 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.429.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri dasar naik 0,22 persen, sektor saham aneka industri mendaki 0,16 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 0,01 persen.

Sektor saham tambang turun 1,9 persen, dan membukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham perdagangan tergelincir 1,77 persen dan sektor saham perkebunan susut 1,27 persen.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham NIKL naik 24,56 persen ke level Rp 710 per saham, saham TRAM menanjak 8 persen ke level Rp 189 per saham, dan saham KRAS mendaki 5,67 persen ke level Rp 745 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham BRMS susut 7,69 persen ke level Rp 60 per saham, saham KKGI tergelincir 7,5 persen ke level Rp 1.480 per saham, dan saham BUMI susut 6,92 persen ke level Rp 242 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,37 persen ke level 22.344,21, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,59 persen ke level 17.967, indeks saham Singapura naik 0,89 persen ke level 2.838,65, dan indeks saham Taiwan mendaki 0,15 persen ke level 9.008,79.

Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,30 persen ke level 1.974,58 dan indeks saham Shanghai susut 0,49 persen ke level 3.192,86.

Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee menuturkan, saat ini belum ada katalis positif untuk angkat IHSG. Pertama, pelaku pasar realisasikan keuntungan usai indeks saham menguat. Kedua, pelaku pasar juga hati-hati untuk mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve."Spekulasi Fed Fund Rate naik pada Desember membuat pasar hati-hati," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Lebih lanjut ia menuturkan, pernyataan Bank Indonesia (BI) soal ekonomi Amerika Seriakt yang akan lebih baik membuat perkiraan the Fed akan naikkan suku bunga secara agresif. Namun, ia menuturkan, pelaku pasar cenderung hati-hati hingga Januari untuk melihat suku bunga the Fed dan susunan kabinet pemerintahan Donald Trump. Investor asing juga masih melakukan aksi jual meski sudah berkurang. Namun tekanan jual asing berpengaruh ke IHSG.

Hans menambahkan, sentimen lain yang luput dari pasar yaitu pelemahan yuan. Saat yuan melemah berdampak terhadap mata uang di Asia. "Pelemahan yuan tidak baik untuk nilai tukar rupiah. Yuan melemah baik untuk China karena eksportir," kata dia.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya