Prodia Pakai Dana IPO untuk Buka 33 Laboratorium Klinik

PT Prodia Widyahusada Tbk akan menggunakan dana IPO untuk ekspansi seperti meningkatkan kapasitas.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Des 2016, 20:38 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 20:38 WIB
20151112--Investor-Summit-2015-Jakarta-AY
Terlihat data pasar modal saat pameran Investor Summit 2015 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/11/2015). Investor Summit diselengarakan sebagai upaya agar masyarakat Indonesia paham tentang pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan di bidang layanan kesehatan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berencana membuka 33 laboratorium klinik baru dalam empat tahun ke depan. Dana ekspansi diperoleh dari pelepasan saham ke publik atau initial public offering (IPO).

Perseroan baru saja mencatatkan saham ke Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. PRDA melepas 187,5 juta saham atau sebanyak 20 persen dari total saham. Perseroan melepas saham dengan harga Rp 6.500 per lembar saham sehingga dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini sebesar Rp 1,22 triliun.

"67 persen untuk pengembangan outlet dan penambahan outlet," kata Direktur Utama PRDA Dewi Muliaty di Gedung BEI Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Sisanya, perseroan mengalokasikan dana tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan perusahaan. Lalu, dana itu untuk modal kerja dan operasional.

Saham Prodia di Tangan Institusi

Penetapan harga saham sebesar Rp 6.500 per saham memperhitungkan komposisi dari investor. Sebelumnya, perseroan menawarkan harga saham di kisaran Rp 6.250 sampai Rp 8.000 per lembar saham.

Selaku penjamin pelaksana emisi efek, Direktur Utama PT Indopremier Securities Moleonoto mengatakan, PRDA tak semata hanya memperhitungkan harga saat melepas saham.

"Kami dan manajemen di Rp 6.500  kita mendapatkan keseimbangan harga kelebihan permintaan, komposisi keseimbangan investor long dan short term," kata dia.

Dia menjelaskan, dalam penawaran saham sebanyak 73 persen diserap oleh investor asing dan 27 persen merupakan investor domestik. Berdasarkan tipe investor, sebanyak 95 persen merupakan investor institusi dan sisanya merupakan investor ritel.

"Kalau tipe investor 95 persen ada di tangan institusi asing dan domestik, yang sifat reksadana dan asuransi. Kita bisa katakan 95 persen punya horison jangka panjang," ujar dia.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu pekan ini, saham PT Prodia Widyahusada Tbk naik tipis 1,54 persen ke level harga Rp 6.600 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.115 kali dengan nilai transaksi Rp 402,9 miliar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya