IHSG Mampu Berbalik Arah, Sektor Keuangan Pemicu Penguatan

IHSG terus tertekan sepanjang perdagangan tetapi akhirnya mampu ditutup di zona hijau.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Apr 2017, 16:16 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2017, 16:16 WIB
IHSG terus tertekan sepanjang perdagangan tetapi akhirnya mampu ditutup di zona hijau.
IHSG terus tertekan sepanjang perdagangan tetapi akhirnya mampu ditutup di zona hijau.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan sepanjang perdagangan tetapi akhirnya mampu ditutup di zona hijau. Saham-saham di sektor tambang menjadi penekan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (6/4/2017), IHSG naik tipis 3,25 poin atau 0,06 persen ke level 5.680,23. Indeks saham LQ45 juga menguat 0,12 persen ke level 944,95.

Level IHSG termasuk tertinggi sepanjang sejarah. Sebelumnya IHSG ke level 5.676,98 pada penutupan perdagangan saham Rabu kemarin.

Ada sebanyak 133 saham menghijau sehingga mendorong penguatan IHSG. Sedangkan 190 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Di luar itu, 109 saham diam di tempat.

Pada perdagangan Kamis ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.680,23 dan terendah 5.645,30. Transaksi perdagangan juga cukup ramai.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 344.134 kali dengan volume perdagangan 8,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,5 triliun. Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 307 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.323.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham berada di zona merah. Hanya ada dua sektor yang mampu menghijau tetapi kedua sektor tersebut memjadi pendorong IHSG ke zona hijau. Sektor perkebunan menguat 0,08 persen dan sektor keuangan melonjak 1,75 persen.

Saham-saham yang mendorong indeks adalah IBST yang naik 24,57 persen ke level Rp 2.180, saham INRU yang naik 22,64 persen ke level Rp 390 dan saham CANI yang naik 19,50 persen ke level 478 persen.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks antara lain FPNI yang turun 24,96 persen ke level Rp 454, saham RELI yang melemah 24,88 persen ke level Rp 320 dan saham RBMS yang turun 19,51 persen ke level Rp 99.

Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo menjelaskan, saham-saham di sektor pertambangan menjadi pendorong pelemahan IHSG sepanjang perdagangan. tercatat, sektor pertambangan mengalami pelemahan terbesar yaitu mencapai 1,33 persen.

"Saham-saham batu bara yang menjadi pemicu pelemahan indeks," jelas dia.

Namun di akhir perdagangan saham-saham di sektor keuangan mampu menguat dan membuat IHSG berbalik arah. Industri perbankan memiliki outlook yang positif sehingga mendorong harga sahamnya naik. (Gdn/Ndw)

 

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya