Bursa Asia Terdongkrak Pelemahan Dolar AS

Indeks Nikkei Jepang naik 0,47 persen di awal perdagangan dan Indeks Kospi Korea Selatan menguat tipis 0,16 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Agu 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2017, 08:45 WIB
Indeks Nikkei Jepang naik 0,47 persen di awal perdagangan dan Indeks Kospi Korea Selatan menguat tipis 0,16 persen.
Indeks Nikkei Jepang naik 0,47 persen di awal perdagangan dan Indeks Kospi Korea Selatan menguat tipis 0,16 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Penguatan tersebut usai keluarnya beberapa data ekonomi dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, Rabu (2/8/2017), Nikkei Jepang naik 0,47 persen di awal perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan juga naik tipis 0,16 persen didorong oleh saham-saham di sektor teknologi.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 juga mengalami penguatan moderat. Penguatan indeks acuan di Australia ini didorong oleh sektor kesehatan dan industri. Namun, sektor energi mengalami tekanan.

Di Amerika Serikat (AS), data belanja konsumen hanya naik 0,1 persen pada Juni kemarin. Sementara indeks manufaktur ISM berada di level 56,3 persen yang mencerminkan adanya perluasan aktivitas pabrik.

Dengan data-data tersebut, gerak dolar AS masih tertekan karena pelaku pasar melihat adanya gangguan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Sebelumnya, dolar AS juga tertekan karena ketidakpastian politik di Gedung Putih.

Di Eropa, dalam kajian beberapa lembaga menunjukkan adanya peningkatan perekonomian menuju ke level yang lebih sehat. Para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II naik 0,6 persen dibanding dengan kuartal sebelumnya yang ada di angka 2,1 persen.

Di sektor energi, harga minyak kembali tertekan karena kekhawatiran kenaikan pasokan dari para produsen minyak utama.

Harga minyak mentah Brent turun 0,52 persen menjadi US$ 51,51 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 0,57 persen menjadi US$ 48,89 per barel.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya