Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) membantah kabar penutupan delapan gerai Ramayana. Pihaknya mengklaim kalau penutupan gerai bukan untuk menutup operasional secara keseluruhan, melainkan hanya akan ubah format.
"Kami akan mengubah format dan struktur kedelapan gerai tersebut dengan mengganti supermarket menjadi bisnis usaha lain. Perubahan format ini juga akan diikuti dengan perbaikan dari segi display, marketing, serta pelayanan untuk meningkatkan penjualan dan kepuasan customer," jelas Sekretaris Perusahaan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk Setyadi Surya dalam keterangan tertulis, Minggu (27/8/2017).
Ia menuturkan, beberapa gerai juga akan terus dikembangkan agar memiliki konsep one stop shopping, salah satunya bekerja sama dengan bioskop untuk menambah trafik penjualan. Saat ini, total gerai Ramayana Department Store masih berjumlah 115 buah. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk akan menambah tiga gerai baru di akhir tahun 2017.
Advertisement
Baca Juga
"Untuk tahun depan, kami berencana membuka 5-8 gerai lagi," ujar Setyadi.
Adapun gerai yang dikabarkan tutup antara lain di Surabaya, Banjarmasin, Bulukamba, Gresik, Bogor, Pontianak dan Sabang.
Sebelumnya, dalam paparan publik maraton pada 9 Agustus 2017, manajemen PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk menyatakan, spin off department store dan supermarket masih belum ditentukan kapan akan dilakukan, masih dalam perencanaan.
Di ritel Indonesia, hanya Ramayana yang bisnis department store dan supermarket-nya masih dalam satu atap. Kinerja department store Ramayana cukup baik, tapi supermarket Ramayana terpukul dengan menjamurnya mini market di Indonesia. Untuk memaksimalkan kinerja department store, Ramayana berencana untuk melakukan spin-off bisnis department store dan supermarket.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Laba Ramayana Naik 45 Persen
Seperti diketahui, hingga semester pertama 2017, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk mencatatkan kinerja keuangan positif.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mencetak laba tahun berjalan naik 45,15 persen dari Rp 254,05 miliar pada semester I 2016 menjadi Rp 368,77 miliar pada semester I 2017. Kenaikan laba ini didorong pendapatan naik tipis 9,79 persen menjadi Rp 3,46 triliun pada semester I 2017.
Pada 30 Juni 2017, perseroan membukukan total aset mencapai Rp 5,82 triliun dari periode 31 Desember 2016 sebesar Rp 4,64 triliun. Total liabilitas mencapai 2,35 triliun pada 30 Juni 2017 dari periode 31 Desember 2016 sebesar Rp 1,03 triliun. Perseroan mengantongi kas mencapai Rp 1,39 triliun pada 30 Juni 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 603,75 miliar. Â Perseroan menargetkan laba bersih mencapai Rp 383 miliar pada 2017. Penjualan diperkirakan mencapai Rp 8,3 triliun.
Advertisement