Anak Usaha Krakatau Steel Siap Lepas Saham ke Publik

PT Krakatau Bandar Samudera berencana menjual sebagian saham ke publik melalui penawaran saham perdana.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 19 Okt 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2017, 16:00 WIB
20160331- Festival Pasar Modal Syariah 2016-Jakarta- Angga Yuniar
Sebuah layar tentang tabel saham dipajang saat Festival Pasar Modal Syariah 2016, Jakarta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Anak perusahaan dari PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) berencana menjual sebagian saham ke publik melalui Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana.

"Pra IPO Oktober selesai, pelaksanaan secepatnya. Kita sudah siap ini. Tapi berapa nilai tergantung pemegang saham," kata Tonno Sapoetro, Direktur Utama PT KBS, Kamis (19/10/2017).

Tonno menuturkan, kalau PT KBS memiliki nilai aset sebesar Rp 2,5 triliun dengan tujuh dermaga dan 17 slot tempat sandar kapal yang berada di atas lahan seluas 98 hektare.

PT KBS sebagai anak perusahaan pelat merah mengaku telah mendapatkan izin konsesi selama 75 tahun sejak 14 november 2016 untuk juga melayani pelabuhan curah kering dan basah.

"Sebagai pelabuhan umum, artinya sudah Badan Usaha Pelabuhan (BUP)," ujar dia.

PT KBS selain melakukan bongkar muat material juga menjadi pelabuhan untuk pengiriman ekspor impor besi baja dari PT KS selaku perusahaan induk dan juga PT Krakatau-Posco yang notabene perusahaan patungan antara BUMN Indonesia dengan Korea Selatan.

Dirinya pun mengajak para perusahaan yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan untuk tidak lagi bersaing di dalam negeri. Namun harus sudah melakukan persaingan sehat dengan pelabuhan luar negeri.

"Persaingan kita itu bukan lokal, tapi mancanegara. Jadi kita harus saling win-win. Kita juga punya sistem Pocis, Port Cigading Informasi Sistem," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

4 Anak Usaha BUMN IPO

Sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan, hanya akan ada empat anak perusahaan dari BUMN yang akan melepas saham ke publik atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini. Sebelumnya, ditargetkan sembilan anak usaha BUMN bakal melepas saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro menjelaskan, dari laporan terakhir, hanya ada empat anak usaha BUMN yang bakal melantai di bursa pada tahun ini. Penyusutan jumlah tersebut setelah melihat kesiapan dari internal maupun eksternal.

"Untung cuma empat perusahaan. Kalau sembilan dilakukan di kuartal empat tahun ini, bisa rebutan pasarnya, bisa berantem," tegas Aloy di Kementerian BUMN, Selasa 29 Agustus 2017.

Empat anak usaha BUMN yang akan melepas saham ke publik tersebut adalah PT Garuda Maintenance Facility (GMF), PT PP Presisi, PT Wijaya Karya Gedung dan PT Jasa Armada Indonesia.

Aloy menjadwalkan empat anak usaha ini akan IPO mulai pada Oktober dan akan terealisasi semuanya hingga awal Desember 2017. "Jadi terhitung mulai awal Oktober nanti selang dua minggu akan satu-satu hingga awal Desember, ini biar enggak numpuk dan favorit-favoritan pasarnya," tegas Aloy.

Empat anak usaha ini, ditargetkan Aloy, bisa meraup dana dari IPO Rp 11,1 triliun. Dengan pelepasan ini, diharapkan nantinya akan menjadi modal perusahaan untuk berkembang lebih jauh lagi.

"Sementara untuk yang lain, akan mulai di awal tahun 2018, seperti salah satunya Wika Reality," tambah Aloy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya