Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi

Pendorong penurunan indeks S&P 500 adalah saham-saham di sektor keuangan yang mengalami pelemahan 1,3 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Nov 2017, 05:05 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2017, 05:05 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks acuan Wall Street yaitu Dow Jones Industrial Average (DJIA) mencetak rekor tertinggi untuk keempat kalinya berturut-turut pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) pekan ini. Sementara indeks acuan S&P 500 berakhir sedikit lebih rendah setelah perkiraan laba dari dari perusahaan teknologi Priceline mengecewakan dan adanya tekanan di sektor keuangan.

Mengutip Reuters, Rabu (8/11/2017), Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,04 persen ke level 23.557,23 setelah menghabiskan sebagian besar hari di wilayah negatif. S&P 500 turun 0,02 persen menjadi 2.590,64. Sedangkan Nasdaq Composite tergelincir 0,27 persen menjadi 6.767,78.

Pendorong penurunan indeks S&P 500 adalah saham-saham di sektor keuangan yang mengalami pelemahan 1,3 persen. Sedangkan beberapa sektor saham lain sebenarnya menguat meskipun tak terlalu tinggi. Contohnya, sektor utilitas dan sektor barang konsumsi naik kurang lebih 1 persen.

Goldman Sachs kehilangan 1,51 persen dan menjadi beban paling tinggi di Dow Jones. Sementara JPMorgan dan Bank of America termasuk di antara tiga yang menjadi beban terbesar dalam S&P 500.

Saham perusahaan yang membeirkan diskon kepada traveler yaitu Priceline merosot 13,52 persen sementara situs operator review perjalanan TripAdvisor turun 23,22 persen ke level terendah dalam lima tahun setelah kedua perusahaan tersebut memberikan perkiraan laba kuartalan yang tak besar.

"Perusahaan yang mengeluarkan perkiraan di bawah konsensus pasar akan mendapat hukuman berat. Itu adalah bukti bahwa ada kegugupan di pasar," kata chief executive officer Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, Jake Dollarhide.

Investor juga sedikit gugup dengan hasil dari rencana Partai Republik untuk melakukan reformasi perpajakan dengan memotong pajak perusahaaan. Rancangan Undang-Undang tersebut diperkirakan akan mengurangi pendapatan negara cukup besar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perdagangan kemarin

Pada perdagangan sehari sebelumnya, Wall Street naik ke rekor tertinggi di tengah optimisme tentang aktivitas merger dan karena investor bertaruh bahwa rencana Partai Republik untuk memotong pajak perusahaan akan meningkatkan pendapatan.

Saham Qualcomm naik 1,15 persen setelah Broadcom menawarkan untuk membeli pemasok supplier chip smartphone tersebut US$ 103 miliar dan menjadi akuisisi terbesar di sektor teknololgi. Saham Broadcom naik 1,42 persen.

"Faktanya kesepakatan itu besar," ujar Paul Nolte, Portfolio manager di Kingsview Asset Mangement di Chicago dilansir Reuters.

"Kita tidak melihat ada kesepakatan yang dibuat pada tahun ini. Ini bisa jadi awal dari kesepakatan yang dibuat sebagai imbas dari perubahan kebijakan pajak," imbuhnya.

Optimisme investor juga didorong oleh proposal Partai Republik pekan lalu untuk memangkas tarif pajak perusahaan menjadi 20 persen dari 35 persen dan mengakhiri beberapa keringanan pajak untuk perusahaan dan individu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya