Lonjakan Saham Apple Bikin Wall Street Mendaki

Selama delapan minggu berturut-turut, S&P 500 dan Dow Jones mencatat kenaikan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Nov 2017, 05:31 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2017, 05:31 WIB
Wall Street Tertekan Kena Imbas Krisis Yunani
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Jumat pekan ini. Salah satu pendorong kenaikan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini adalah lonjakan yang terjadi pada saham Apple. Selain itu, laporan tenaga kerja AS juga direspons positif oleh pelaku pasar.

Mengutip Reuters, Sabtu (4/11/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 22,93 poin atau 0,1 persen menjadi 23.539,19. S&P 500 naik 7,99 poin atau 0,31 persen menjadi 2.587,84. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 49,49 poin atau 0,74 persen ke angka 6.764,44.

Selama delapan minggu berturut-turut, S&P 500 dan Dow Jones mencatat kenaikan. Sementara Nasdaq Composite membukukan kenaikan dalam enam pekan secara berturut-turut. Beberapa saham-saham blue chip terus mencatatkan rekor tertinggi.

Dalam perdagangan Jumat, saham Apple yang merupakan perusahaan publik paling berharga di dunia naik 2,6 persen. Kenaikan itu setelah perushaaan tersebut melakukan penjualan perdana iPhone terbarunya. Perusahaan teknologi tersebut juga telah mengeluarkan perkiraaan penjualan yang lebih bauk dari perkiraan sebelumnya.

Sahan Apple secara individu mampu mendorong kenaikan ketiga indeks utama Wall Street tersebut dan juga membantu mendongkak sektor teknologi. Dalam Indeks S&P 500, sektor teknologi mampu naik 0,9 persen dan memimpin kenaikan.

"Ini jelas efek dari Apple yang memiliki pandangan lebih baik pada kuarta selanjutnya," jelas president Chase Investment Counsel, Charlottesville, Virginia, AS, Peter Tuz.

Sentimen lain yang mendorong kenaikan Wall Street adalah data tenaga kerja AS. Pertumbuhan data tenaga kerja cukup tinggi pada Oktober kemarin setelah adanya dua badai yang menghantam negara tersebut.

"Ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi cukup stabil," jelas analis BMO Global Asset Management, Chicago, AS, Michael Dowdall.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perdagangan kemarin

Pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya, Wall Street bergerak variatif pada penutupan perdagangan kemarin waktu Amerika Serikat. S&P bergerak mendatar sementara Dow Jones naik menuju rekor terbaru.

Dow Jones Industrial Average menanjak untuk mencatatkan rekor terbaru sementara pelemahan saham Facebook membuat S&P 500 dan Nasdaq dalm zona lemah, menyusul investor yang menilai rencana pemangkasan pajak yang dirilis.

Keputusannya adalah memangkas pajak korporasi dari 35 persen menjadi 20 persen tapi juga berakhir pemecahan pajak tertentu untuk perusahaan dan pribadi.

Sementara banyak pengamat pasar telah menunjuk pada pemotongan pajak perusahaan sebagai bahan bakar lebih lanjut untuk penetapan rekor ekuitas, investor mengatakan bahwa undang-undang tersebut hanyalah sebuah titik awal dengan kemungkinan negosiasi yang signifikan di masa depan.

"Pesan dari pasar masih banyak yang tidak diketahui di luar sana," kata William Delwiche, ahli strategi investasi di Baird di Milwaukee. "Sulit untuk menarik terlalu banyak kesimpulan pada saat ini." imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya