Kebijakan The Fed Bayangi Gerak IHSG

Sentimen kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau the Fed akan pengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Des 2017, 06:31 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 06:31 WIB
20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG bergerak pada support 6.034 dan resistance 6.080.

Kemarin, IHSG ditutup positif. IHSG naik 22,23 poin ke level 6.054,60. Penguatan IHSG ditopang oleh sektor industri dasar, perdagangan, dan pertambangan.

"Rebound-nya beberapa saham sektor industri dasar setelah terkoreksi cukup signifikan menjadi trigger penguatan," kata dia di Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Meski begitu, investor asing terus mencatatkan jual bersih. Investor asing menorehkan jual bersih sebesar Rp 530,76 miliar.

"Investor asing tercatat net sell Rp 530,76 miliar dengan saham BBCA dan BMRI yang teramai dijual," kata dia.

Sementara, bursa di Asia ditutup variatif. Pelaku pasar tengah menunggu kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga.

"Investor menunggu keputusan kebijakan oleh bank sentral yang mengarah kepada indikasi positif dalam pertumbuhan ekonomi global," kata dia.

Beberapa saham rekomendasi Lanjar antara lain PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT PP Tbk (PTPP), PT Timah Tbk (TINS).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

IHSG Menguat 22 Poin pada Perdagangan Kemarin

Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Akan tetapi, IHSG mampu berbalik arah ke zona hijau di tengah nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 13 Desember 2017, IHSG naik 22,23 poin atau 0,37 persen ke posisi 6.054,60. Indeks saham LQ45 menguat 0,24 persen ke posisi 1.021. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Ada sebanyak 187 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sedangkan 145 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 123 saham lainnya diam di tempat.

Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.054,60 dan terendah 6.020,10. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 290.449 kali dengan volume perdagangan saham 12,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,3 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 514 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.582.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham aneka industri turun 1,29 persen, sektor saham pertanian melemah 0,31 persen dan sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,10 persen.

Sedangkan sektor saham industri dasar naik 2,35 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham perdagangan menguat 1,42 persen dan sektor saham tambang mendaki 1,01 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham KRAS naik 14,71 persen ke posisi Rp 390 per saham, saham SMDR melonjak 13,74 persen ke posisi Rp 414 per saham, dan saham AISA menanjak 12,70 persen ke posisi Rp 426 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham SIMA melemah 9,4 persen ke posisi Rp 212, saham FINN susut 5,8 persen ke posisi Rp 130 per saham, dan saham GTBO tergelincir 5,13 persen ke posisi Rp 185 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,49 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,79 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,68 persen dan indeks saham Taiwan naik 0,26 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,07 persen dan indeks saham Singapura melemah 0,07 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya