The Fed Dongkrak Suku Bunga

The Federal Reserve atau bank sentral AS menaikkan suku bunga sekitar 0,25 persen pada pertemuan Desember 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Des 2017, 04:34 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 04:34 WIB
Ilustrasi The Fed
Ilustrasi The Fed

Liputan6.com, Washington - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga 0,25 persen. Hal ini sudah diperkirakan oleh banyak pihak.

Akan tetapi, kebijakan the Fed tetap menaikkan suku bunga kembali pada 2018. Ekonomi pun diproyeksikan tumbuh lebih cepat.

Kebijakan the Fed tersebut merupakan masuk dari kebijakan akhir tahun 2017. Ini juga didorong dari data ekonomi relatif baik. Ini merupakan realisasi bagi bank sentral yang berjanji untuk melanjutkan pengetatan kebijakan moneter secara bertahap.

Setelah menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017, the Fed diproyeksi akan naikkan suku bunga sebanyak tiga kali masing-masing pada 2018 dan 2019. Sebelum angka 2,8 persen tercapai dalam jangka panjang. Kebijakan itu tidak berubah sejak September.

"Aktivitas ekonomi meningkat dengan tingkat yang solid. Kenaikan data lapangan kerja yang solid,"ujar the Fed's policy committee dalam sebuah pernyataan.

Adapun tingkat suku bunga the Fed naik 1,25 persen menjadi 1,5 persen pada pertemuan kebijakan the Fed pada Desember 2017. Sentimen itu pun berdampak positif ke bursa saham AS atau wall street.Namun imbal hasil surat berharga AS jadi tertekan.

Pejabat the Fed juga mengakui kalau ekonomi telah meningkat pada 2017. Ini ditunjukkan dari kenaikan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat pengangguran di masa mendatang.

Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan tumbuh 2,5 persen pada 2018. Angka ini naik dari perkiraan 2,1 persen pada September. Sementara itu, tingkat pengangguran turun menjadi 3,9 persen pada 2018 dibandingkan proyeksi terakhir 4,1 persen.

Namun inflasi tetap 2 persen,seperti target the Fed. Namun ada potensi inflasi kembali melemah sehingga menimbulkan kekhawatiran the Fed tidak melihat alasan untuk percepat kenaikan suku bunga yang diharapkan.

Ini berarti, reformasi pajak oleh Presiden AS Donald Trump jika disahkan Kongres akan berlaku tanpa bank sentral merespons dengan bentuk tingka suku bunga dan kekhawatiran lonjakan inflasi yang tinggi.

"Ini menunjukkan setidaknya beberapa anggota the Fed tidak melihat alasan untuk mempertahankan suku bunga dengan ekonomi tumbuh lebih kuat," ujar Kate Warne, Investment Strategist Edward Jones seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (14/12/2017).

Adapun pejabat the Fed melihat tingkat suku bunga naik menjadi 3,1 persen pada 2020. Angka ini di atas target yang diharapkan the Fed 2,8 persen. Ini mengindikasikan kemungkinan kekhawatiran tentang kenaikan tekanan inflasi dari waktu ke waktu.

The Fed juga menyatakan tetap konsisten untuk mengurangi neraca. Pihaknya tidak investasikan kembali surat berharga dan aset berupa sekuritisasi masing-masing US$ 12 miliar dan US$ 8 miliar per bulan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menanti Keputusan The Fed, Bursa Asia Menghijau

Sebelumnya sebagian besar bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Investor menunggu kesimpulan pertemuan dua hari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Mengutip CNBC, Rabu 13 Desember 2017, indeks patokan Korea Selatan Kospi naik 0,35 persen saat Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memulai perjalanan empat hari ke China. Program senjata Korea Utara dan sistem pertahanan rudal di Seoul diharapkan masuk dalam agenda pertemuan dengan para pemimpin China.

Di Sydney Australia, Indeks S&P/ASX 200 juta melonjak 0,2 persen pada perdagangan pagi ini. Saham perusahaan perbelanjaan Westfield melonjak 14 persen setelah menerima penawaran pengambilalihan senilai US$ 17 miliar dari miliarder Prancis.

Namun di Jepang, indeks Nikkei tertekan tipis 0,04 persen di awal perdagangan meskipun saham-saham sektor otomotif dan keuangan mengalami kenaikan.

Saham-saham energi di bursa Jepang menjadi pemberat indeks. Sementara saham-saham sektor teknologi bergerak campuran.

Di AS, sebagian besar indeks utama meningkat karena optimisme reformasi perpajakan. Dow Jones naik 118,77 poin atau 0,49 persen, mencatat rekor penutupan 24.504,80.

Saat ini, pelaku pasar tengah menunggu hasil pertemuan the Fed mengenai kenaikan suku bunga. Sebagian besar pengamat memperkirakan Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan hingga seperempat poin.

Investor juga tengah mengawasi langkah-langkah the Fed dalam menanggapi rencana perubahan kebijakan perpajakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya