IHSG Cetak Rekor Baru, Ini 10 Kapitalisasi Pasar Saham Terbesar

PT HM Sampoerna Tbk cetak kapitalisasi pasar saham terbesar di BEI dengan nilai Rp 535 triliun pada 21 Desember 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Des 2017, 15:11 WIB
Diterbitkan 22 Des 2017, 15:11 WIB
20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir 2017, posisi pemimpin kapitalisasi pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) alami perubahan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Jumat (22/12/2017), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan kapitalisasi pasar saham terbesar pada 18 Desember 2017. Kapitalisasi pasar saham HMSP mencapai Rp 523 triliun.

Saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan posisi tertinggi baru di 6.183 pada Kamis 21 Desember 2017, PT HM Sampoerna Tbk membukukan kapitalisasi pasar saham terbesar di BEI. Nilai kapitalisasi pasar saham HSMP mencapai Rp 535 triliun atau 7,8 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI Rp 6.841 triliun.Sepanjang 2017, saham PT HM Sampoerna Tbk telah naik 18,23 persen.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sempat mencatatkan kapitalisasi pasar saham terbesar di BEI pada 2017. Namun posisinya digeser PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).Kapitalisasi pasar saham PT Bank Central Asia Tbk tercatat Rp 515 triliun atau 7,5 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI pada 21 Desember 2017. Sepanjang 2017, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 36,77 persen.

Kemudian disusul PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan kapitalisasi pasar saham Rp 428 triliun. Saham TLKM hanya naik 6,53 persen sepanjang 2017.

Selanjutnya disususul saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) membukukan kapitalisasi pasar saham Rp 418 triliun atau 6,1 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI. Saham BBRI melonjak 46,04 persen sepanjang 2017.

Selanjutnya saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan bukukan kapitalisasi pasar saham Rp 409 triliun atau 6 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI. Saham bergerak di sektor barang konsumsi naik naik 38,47 persen sepanjang 2017.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan kapitalisasi pasar saham Rp 352 triliun atau 5,1 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI. Saham BMRI naik 31,75 persen sepanjang 2017.

Selanjutnya, saham PT Astra International Tbk mencatatkan kapitalisasi pasar saham Rp 328 triliun atau 4,8 persen dari kapitalisasi pasar saham BEI. Harga saham PT Astra International Tbk turun tipis 1,81 persen sepanjang 2017.

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencetak kapitalisasi pasar saham Rp 182 triliun atau 2,7 persen dari total kapitalisasi pasar saham BEI. Sepanjang 2017, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk naik 78,28 persen.

Kapitalisasi pasar saham terbesar lainnya dicetak PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Tercatat kapitalisasi pasar saham PT Gudang Garam Tbk sebesar Rp 156 triliun atau 2,3 persen. Saham PT Gudang Garam Tbk naik 25,31 persen sepanjang 2017.

Kemudian PT United Tractors Tbk (UNTR) mencetak kapitalisasi pasar saham Rp 126 triliun atau 1,8 persen dari kapitalisasi pasar saham BEI. Saham PT United Tractors Tbk naik 61,06 persen sepanjang 2017.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Window Dressing Dongkrak Harga Saham Kapitalisasi Besar

20161125- Sesi Siang IHSG Naik 5 Persen-JAkarta-Angga Yuniar
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek, Jakarta, Jumat (25/11). Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada sesi I siang Jumat (25/11) naik 5,3 (0,10 persen) ke level 5.112,9. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Analis PT OSO Securities Riska Afriani menuturkan, saham-saham kapitalisasi besar biasanya diminati investor institusi mulai dari manajer investasi, asuransi dan dana pensiun. Investor institusi, menurut Riska koleksi saham kapitalisasi besar turut mendorong kenaikan harga sahamnya.

Selain itu, Riska menilai ada window dressing atau mempercantik portofolio saham juga turut mendukung kenaikan harga saham berkapitalisasi besar.

"Window dressing kelihatan pada Desember karena akhir-akhir ini saat IHSG zona merah akhirnya kembali berbalik arah ke zona hijau pada 5-10 menit terakhir perdagangan saham. Terutama saham-saham bank berkapitalisasi besar," jelas Riska.

Riska menambahkan, aksi korporasi perseroan seperti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang melakukan stock split juga turut pengaruhi. Hal itu lantaran harga sahamnya jadi lebih terjangkau oleh investor ritel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya