IHSG Berpeluang Menguat, Cermati 6 Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 6.325-6.420 pada Jumat pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jan 2018, 07:15 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2018, 07:15 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat menjelang akhir pekan ini. Rilis data ekonomi neraca perdagangan akan pengaruhi laju IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas William Suryawijaya mengatakan, IHSG saat ini terlihat cukup kuat dapat pertahankan level support. Hal itu ditunjang oleh aliran dana investor asing yang mulai terus terjadi. Ditambah rilis data ekonomi neraca perdagangan yang diperkirakan menunjukkan kondisi stabil juga dapat jadi sentimen positif untuk IHSG.

"IHSG berpotensi menguat dengan kisaran 6.189-6.446," kata William dalam ulasannya, Jumat (12/1/2018).

Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan IHSG masih akan bergerak variasi dengan kecenderungan tertekan. IHSG akan bergerak di kisaran 6.325-6.420.

"IHSG bergerak kembali konsolidasi dengan penguatan di akhir sesi perdagangan. Secara teknikal, IHSG konsolidasi pada level support moving average lima harian," jelas dia.

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).

Sedangkan William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT PP Tbk (PTPP), dan BBNI.

Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG naik 15,16 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.386,33. Nilai transaksi harian saham Rp 7,7 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 37,10 miliar di pasar reguler. Sentimen aksi korporasi dan harga komoditas tambang bergerak optimistis menjadi faktor utama penguatan IHSG.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Investor Asing Beli Saham

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau meskipun mengalami tekanan yang cukup dalam pada sesi kedua perdagangan hari ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis 11 Januari 2018, IHSG naik 15,16 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.386,33. Indeks saham LQ45 juga naik 0,30 persen. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Ada sebanyak 162 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Selain itu ada 195 saham melemah sehingga sempat membuat IHSG tertekan. Di luar itu, 115 saham diam di tempat.

Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.386,33 dan terendah 6.344,04. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 356.566 kali dengan volume perdagangan 15 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,5 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli Rp 189 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.387.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham pertambangan mendaki 0,93 persen dan mencatatkan penguatan tertinggi. Sektor keuangan menanjak 0,66 persen dan sektor kontruksi menguat 0,37 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham ENRG naik 34,04 persen ke posisi Rp 126 per saham, saham GDYR menguat 24,57 persen ke posisi Rp 24,57 per saham, dan saham OMRE menanjak 22,68 persen ke posisi Rp 1.650.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham IKAI melemah 24,79 persen ke posisi Rp 179, saham CASA tergelincir 16,67 persen ke posisi Rp 210, dan saham JSPT susut 16 persen ke posisi Rp 2.100.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya