Investor Asing Beli Saham, IHSG Justru Turun 12,25 Poin

Sektor saham aneka industri melemah 1,2 persen jadi sektor saham turun terbesar sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Jan 2018, 16:19 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2018, 16:19 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah meski sempat menguat di awal sesi perdagangan saham. Aksi beli investor asing belum bantu penguatan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (9/1/2018), IHSG susut 12,25 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.373,14. Indeks saham LQ45 melemah 0,28 persen ke posisi 1.083. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 187 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 161 saham menguat. 131 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.402,74 dan terendah 6.351,23.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 391.150 kali dengan volume perdagangan saham 9,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun. Investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 553,57 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.432.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri turun 1,22 persen, mencatatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 0,90 persen dan sektor saham manufaktur susut 0,48 persen.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,19 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,12 persen, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,01 persen. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,57 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,13 persen, dan indeks saham Singapura menguat 0,36 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG melemah dipicu aksi ambil untung usai IHSG sentuh rekor tertinggi. Selain itu, nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga kembali melemah. Reza menambahkan, penguatan bursa Asia berkurang juga menekan IHSG.

Investor asing yang melakukan aksi beli juga belum dapat bantu angkat IHSG. "Volume penjualan lebih besar belum mengimbangi aksi beli investor asing sehingga berimbas ke IHSG," ujar Reza.

Sedangkan Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas William Suryawijaya mengatakan, IHSG konsolidasi wajar. Ini juga lantaran harga komoditas sedikit terkonsolidasi usai menguat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

IHSG Menguat Dekati 6.400 di Awal Sesi

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ikuti bursa saham global dan Asia. Laju IHSG mendekati posisi 6.400 pada hari ini.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa 9 Januari 2018, IHSG naik 0,13 poin atau 8,47 persen ke posisi 6.393,87. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 0,20 poin atau 12,8 persen ke posisi 6.398,26.

Indeks saham LQ45 naik 0,22 persen ke posisi 1.088,7. Seluruh indeks acuan bergerak di zona hijau.

Ada sebanyak 60 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Akan tetapi 16 saham melemah. Sementara, 52 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.398,8 dan terendah 6.393,07.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 2.224 kali dengan volume perdagangan saham 39,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 87,4 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 2,08 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.427.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham pertambangan naik 0,76 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor keuangan mendaki 0,50 persen dan sektor saham perkebunan menanjak 0,37 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya