Saham Anjlok, Kapitalisasi Pasar Facebook Terpangkas Rp 1.099 Triliun

Saham Facebook kian terpuruk membuat kekayaan pendiri Facebook Mark Zuckerberg susut USD 14 miliar atau sekitar Rp 192 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Mar 2018, 13:47 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2018, 13:47 WIB
Facebook
Facebook (Photo by Darren Abate/Invision for Facebook/AP Images)

Liputan6.com, New York - Saham Facebook kian terpuruk. Hal itu membuat kapitalisasi pasar saham Facebook terpangkas hampir USD 80 miliar atau sekitar Rp 1.099 triliun (asumsi kurs Rp 13.743 per dolar Amerika Serikat).

Saham Facebook turun sekitar 18 persen sejak 16 Maret 2018. Hal itu dipicu terungkapnya skandal penggunaan data lebih dari 50 juta pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica. Konsultan politik ini sebelumnya bekerja dalam kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Saham Facebook merosot tersebut mendorong kapitalisasi pasar saham Facebook anjlok hampir USD 80 miliar atau sekitar Rp 1.099 triliun. Menyusutnya kapitalisasi pasar saham Facebook membuat kekayaan pendiri Facebook Mark Zuckerberg menurun USD 14 miliar atau sekitar Rp 192,42 triliun. Total kekayaan Zuckerberg kini sekitar USD 61 miliar atau sekitar Rp 838,43 triliun. Demikian mengutip laman CNN Money, Rabu (28/3/2018).

Pada perdagangan saham Selasa waktu setempat, sektor saham teknologi tertekan seiring saham Facebook tergelincir 4,9 persen. Kapitalisasi pasar saham Facebook menjadi sekitar USD 442,20 miliar. Indeks saham acuan Nasdaq pun turun enam persen. Hal ini dipicu Zuckerberg setuju memberikan pernyataan di depan kongres soal skandal data tersebut.

Saham perusahaan media sosial lain pun terkena imbas. Saham induk usaha Google turun tujuh persen sejak 16 Maret. Diikuti saham Twitter merosot 20 persen. Saham Twitter turun 12 persen pada Selasa waktu setempat.

 

Investor Khawatir Kinerja Perusahaan

Facebook
Facebook (AP Photo/Ben Margot, File)

Investor khawatir kalau Facebook, Google, dan Twitter terkena regulasi lebih ketat dari Amerika Serikat dan dunia imbas kontroversi Cambridge Analytica.Jika itu terjadi dapat hambat pertumbuhan ketiga perusahaan terutama Facebook.

Investor juga khawatir pengguna dapat menghentikan penggunaan media sosial karena alasan privasi. Jika pengguna melarikan diri, pengiklan akhirnya tarik iklan dari media sosial.

Oleh karena itu, sejumlah analis Wall Street menurunkan target harga dan prediksi penghasilan buat Facebook dalam sepekan terakhir. Namun, ada juga yang mendongkrak prediksi mereka.

Ini alasannya kalau hal terburuk bisa segera berlalu dan investor bereaksi berlebihan. Namun yang jelas kepercayaan di Facebook dan perusahaan teknologi lainnya telah terguncang.

“Sementara skandal itu melambung, para investor harus menyadari kalau aksi jual berlanjut sehingga tidak mengejutkan terjadi di sektor itu. Jika skandal lain melanda mungkin kembali mematahkan sektor teknologi,” ujar Craig Birk, Wakil Presiden Direktur Personal Capital.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya