Bangka Belitung Jadi Provinsi Pertama yang Punya Galeri Investasi

Manajemen BEI terus mengajak provinsi-provinsi lainnya untuk mengikuti langkah yang telah dilakukan oleh Provinsi Bangka Belitung.

oleh Bawono Yadika diperbarui 20 Jul 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2018, 13:30 WIB
20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Bangka Belitung tercatat sebagai provinsi pertama yang akan memiliki galeri investasi di Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fauzi di Gedung BEI Jumat pagi ini.

Hasan menyampaikan dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi Bangka Belitung akan membangun galeri investasi.

"Masalahnya kapan kita sudah jajaki. Persetujuan prinsip dari beliau sudah ada. Tinggal cari mitra kita dari anggota bursa (AB) plus mereka tunjuk pengurus dari galeri itu. Ini baru pertama kali dengan pemprov, biasanya kan institusi perguruan tinggi," tuturnya di Gedung BEI, Jumat (20/7/2018).

Hasan menekankan, hal ini sejalan dengan keinginan Gubernur Provinsi Bangka Belitung Erzaldi Rosman yang menginginkan masyarakatnya melek akan investasi.

"Dalam waktu dekat akan kita dirikan galeri investasi BEI di lingkungan kantor Pemprov. Beliau ingin sebelum ke masyarakat luas, aparatur sipil negaranya (ASN) agar lebih dahulu dapat edukasi dan terliterasi dengan baik untuk investasi," kata dia.

Sementara itu, Hasan menekankan manajemen BEI terus mengajak provinsi-provinsi lainnya untuk turut serta mengikuti langkah yang sama.

"Kita proaktif tawarkan ke pemprov lain tapi pendekatan komitmen mereka kan juga berbeda. Yang jelas pionirnya ini di Bangka Belitung," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BEI Incar Pertumbuhan Investor 15 Persen

IHSG
Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018-2021 akan melanjutkan serta mengembangkan program literasi pasar yang digagas jajaran direksi sebelumnya. BEI telah sosialisasi program Yuk Nabung Saham pada periode 2015-2018.

Lewat program tersebut, ditargetkan dapat meningkatkan jumlah investor dan investasi baru sebesar 15-20 persen. Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menegaskan, pihaknya akan melanjutkan berbagai program bagus yang telah digagas oleh jajaran direksi sebelumnya, serta menyempurnakannya dengan melihat potensi pasar.

"Kita lanjutkan yang bagus, kita coba lakukan penyempurnaan dengan melihat potensi pasar dan lokasinya. Jadi tidak semua daerah mungkin kita lakukan dengan cara yang sama," ujar dia pada 29 Juni 2018. 

Dengan begitu, ia melanjutkan, investor bisa tumbuh hingga 15 persen. Kemudian jumlah investasi meningkat 20 persen. Menurut catatan BEI, jumlah investor pasar modal sejauh ini telah mencapai 1,12 juta single investor identifikasinya (SID). Adapun optimalisasi fungsi pengembangan wilayah dan jangkauan BEI hingga akhir 2017, telah mencakup 324 galeri investasi, 29 kantor perwakilan dan 6 pusat informasi Go Public.

BEI akan lebih memilih untuk melakukan literasi edukasi terkait pasar modal kepada masyarakat. BEI memiliki dua tujuan utama dalam memperkenalkan kegiatan transaksi pasar modal.

"Pertama adalah literasi edukasi, yang mana itu memang menyasar target yang lebih luas, termasuk mahasiswa di dalamnya," ujar dia.

"Tapi untuk program-program yang mengarah langsung kepada inklusi, investor warung yang aktif, kemudian enggament terhadap investor yang selama ini sudah ada dan ingin mendapatkan alternatif produk lainnya, itu lebih tepat bukan di areanya mahasiswa tadi," tambah dia

Dia menyebutkan, secara target jumlah penarikan investor baru dari program Yuk Nabung Saham, angkanya kurang lebih akan sama yakni sekitar 7 ribu orang. Namun, ia menekankan, bakal lebih peduli dengan bentuk dan cara penerapan kampanye tersebut.

"Jadi nanti setiap kegiatan akan betul-betul selektif, kemudian targetnya betul-betul menyasar peta potensi yang sudah kita miliki. Jadi jumlah kemungkinan tidak akan begitu banyak berubah, bisa jadi berkurang, karena tadi kita melihat tujuan investor itu bertransaksi," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya