Pada Awal Sesi Perdagangan, IHSG Bergerak di 2 Zona

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal pekan ini. IHSG bergerak di zona merah tapi melemah terbatas.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Okt 2018, 09:19 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2018, 09:19 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal pekan ini. IHSG bergerak di zona merah tapi melemah terbatas.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (1/10/2018), IHSG melemah 25,69 poin atau 0,43 persen ke posisi 5.950. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG merosot 11,47 poin atau 0,19 persen ke posisi 5.965.  Kemudian IHSG sempat bergerak di zona hijau tetapi naik tipis.

Indeks saham LQ45 naik 0,28 persen ke posisi 948. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham DBX melemah 0,08 persen.

Sebanyak 136 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. 96 saham melemah dan 116 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.959,42 dan terendah 5.950,85.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 35.285 kali dengan volume perdagangan 894,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 425,6 miliar.

Investor asing beli saham Rp 25,48 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.911.

Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham aneka industri naik 1,14 persen, dan catatkan penguatan terbesar.D isusul sektor saham tambang mendaki 0,48 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,27 persen.

Selain itu, sektor saham perdagangan melemah 0,50 persen, sektor saham pertanian susut 0,56 persen dan sektor saham industri dasar merosot 0,56 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham CITY naik 24,51 persen ke posisi Rp 254 per saham, saham RELI menanjak 7,25 persen ke posisi Rp 296 per saham, dan saham AKPI menguat 7,14 persen ke posisi Rp 900 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham NIKL merosot 14,29 persen ke posisi Rp 4.200 per saham, saham INAF turun 11,86 persen ke posisi Rp 5.200 per saham, dan saham SRAJ susut 10,61 persen ke posisi Rp 160 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,16 persen. Selain itu, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,77 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,06 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,35 persen.

 

IHSG Berpotensi Menguat ke Posisi 6.000

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak menguat pada perdagangan saham Senin 1 Oktober 2018. Sentimen pada hari ini dipandang belum ada yang menarik IHSG tersungkur di zona negatif.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan, kondisi pasar modal yang masih dalam suasana window dressing yakni mempercantik diri menopang laju IHSG pada pergerakan indeks hari ini.

"Masih sama, karena window dressing kan menunggu laporan keuangan bulan September. Jadi berpotensi menguat," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

Hartanto pun memprediksi, IHSG bakal tembus di level 6000. "Hari ini IHSG akan terproyeksi di rentang 5.900-6.050," ujarnya.

Senada, Analis Binaartha Parama Sekuritas Nafan Aji, turut mengungkapkan IHSG berpotensi menguat. Menurutnya, IHSG bakal melaju di teritori positif di level 5.915-6007

Adapun untuk saham moncer hari ini, Hartanto merekomendasikan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Sedangkan Nafan memilih saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT PP Properti Tbk (PPRO), serta PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya