Pertama Kali, Bursa Saham New York Dipimpin Bos Perempuan

Bursa saham New York untuk pertama kalinya dipimpin seorang perempuan usai berdiri lebih dari dua abad.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Okt 2018, 16:05 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 16:05 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham New York (New York Stock Exchange/NYSE) akhirnya dipimpin seorang perempuan. Ini untuk pertama kalinya bursa saham terkenal tersebut dipimpin perempuan dalam kurun waktu 226 tahun.

Stacey Cunningham, Chief Operating Officer NYSE menjadi presiden direktur ke-67. NYSE merupakan induk usaha Intercontinel Exchange.

Ia menggantikan Thomas Farley, veteran ICE. Farley memimpin NYSE sejak 2013.  Farley akan menjadi Pimpinan Perusahaan SPAC yang khusus tangani akuisisi. Perseroan tersebut didukung perusahaan hedge fund Daniel Loeb. Demikian mengutip laman WSJ, Selasa (9/10/2018).

Adapun pengumuman NYSE tersebut menunjukkan bursa saham paling terkenal di dunia dijalankan oleh perempuan.Dua bursa saham itu NYSE dan Nasdaq Inc. Adena Friedman menjadi Chief Executive Nasdaq pada Januari 2017.

Sebelum Cunningham, Catherine Kinney menjadi salah satu co-president NYSE pada 2006. Namun, sejumlah pejabat kepala eksekutif laki-laki menukar posisi tersebut.

Penunjukkan Cunningham dilakukan ketika perusahaan-perusahaan di wall street bergulat dengan gerakan #MeToo dan mencoba menunjukkan perempuan telah bergerak melampaui budaya laki-laki dari tahun-tahun sebelumnya.

Pada April 2018, otoritas Kota New York menempatkan patung “Gadis Tak Bertuan” yang ditempatkan di luar gedung bersejarah NYSE atau bursa saham New York.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Perjalanan Karier Cunningham

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Pertama kali Cunningham ke NYSE pada 1994 untuk magang pada musim panas saat kuliah jurusan teknik.

"Saya menyukai tempat itu dan sekarang saya bersemangat untuk menjalankannya," ujar dia seperti dikutip dari laman WSJ.

Mengutip laman BBC, ia juga memiliki kegemaran memasak. Ia menghabiskan selama sembilan bulan untuk pelajari manajemen kuliner termasuk tugas di sebuah restoran di New York, AS.

Kepada Financial Times, ia menuturkan, kalau lingkungannya sama. “Cara Anda berinteraksi dengan rekan kerja selama stress semua orang tahu untuk tidak tersinggung. Di lantai saham, Anda mungkin berada dalam keadaan bersaing untuk perebutkan perdagangan secara agresif, dan di saat penghujung hari minum bir bersama,” kata dia.

Ia mengenang ketika pertama kali bergabung, toilet wanita di lantai tujuh berada di dalam bilik telepon tua. Para lelaki memiliki tempat tinggal “megah”, dengan sofa-sofa, perlengkapan dan seorang petugas kamar mandi penuh waktu.

Perempuan berusia 43 tahun ini telah habiskan seluruh kariernya di dunia pasar modal. Dua tahun setelah magang pada 1994, ia bergabung di pasar saham yang keras. Ini mengingat dirinya salah daru dari sekitar tiga lusin perempuan yang bekerja bersama 1.300 atau lebih pria. Ia mulai pekerjaan sebagai petugas di lantai saham dengan melakukan transaksi.

Dari 2007 hingga 2012 ia bekerja di Nasdaq. Kemudian bergabung dengan NYSE hanya 10 hari sebelum ICE umumkan akuisisinya. Dalam waktu kurang dari setahun, ia dipromosikan menjadi kepala bagian penjualan dan manajemen. Kemudian menjadi COO pada 2015.

Cunningham menghadapi tantangan besar ke depan. Salah satunya mengenai peluncuran teknologi yang bermasalah berulang kali. Ini ditujukan untuk merombak sistem menua.

Terlepas dari nama mereknya yang menonjol, NYSE jauh berkurang sejak karier Cunningham dimulai. Pada 1990-an, bursa saham AS secara efektif adalah duopoli yaitu NYSE dan Nasdaq.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya