Liputan6.com, New York - Penyedia layanan video streaming China iQiyi telah menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di bursa saham New York. Nilai penawaran saham perdana US$ 2,4 miliar atau sekitar Rp 33,04 triliun (asumsi kurs Rp 13.767 per dolar Amerika Serikat).
Dana hasil IPO untuk memperluas jangkauan kontennya. iQiyi merupakan bagian dari mesin pencari Baidu asal China, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (19/3/2018).
Advertisement
Baca Juga
Rencana pencatatan saham di bursa saham tersebut diharapkan dapat member I kekuataan sehingga dapat bersaing di pasar China. Terutama persaingan dengan layanan sama dari Alibaba yaitu Youku Tudou Inc yang memiliki sekitar 400 juta pengguna.
Saat pengajuan IPO perseroan kepada regulator di AS yaitu US Securities and Exchange Commision, perseroan berencana menawarkan 125 juta saham dengan harga USD 17-USD 19. Penjamin emisi memiliki pilihan menjual 18,75 juta saham jika dieksekusi secara penuh. Hal ini dapat mendorong nilai IPO mencapai US$ 2,7 miliar.
Selanjutnya
iQIyi berencana mencatatkan saham di indeks Nasdaq. Perseroan berharap menggunakan sebagian dana hasil IPO untuk memperluas dan meningkatkan penawaran kontennya. Sekitar 10 persen untuk memperkuat teknologi dan sisanya digunakan perusahaan secara umum.
Pada 2017, pendapatan IQYI naik 55 persen menjadi 17,38 miliar yuan. Perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar 3,74 miliar yuan. Baidu sendiri memiliki 80,5 persen saham di platform video Netflix, dan akan terus menjadi pemegang saham pengendali usai IPO selesai.
Selain IQiyi, Bilibli, perusahaan video streaming China lainnya juga menawarkan saham perdana di bursa saham New York. Ditargetkan dapat raup dana IPO US$ 525 juta.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement