Ini Kendala yang Bikin Bank Daerah Sulit Melantai di BEI

Asosiasi Bank Daerah meminta ke BEI untuk melakukan sosialisasi keuntungan IPO kepada pemegang saham di setiap daerah.

oleh Merdeka.com diperbarui 26 Okt 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 16:00 WIB
20151117-Pasar-Modal-Jakarta-AY
Peserta memantau monitor bursa saham pasar modal di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Hal ini sejalan dengan salah satu inisiatif pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni menambah jumlah investor pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong perusahaan melepas saham atau initial public offering (IPO) di bursa. Kesempatan ini juga diharapkan mampu digunakan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Ketua Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Kresno Sediarsi mengatakan, saat ini banyak Bank Daerah ini turut serta melakukan pencatatan saham di bursa. Namun, banyak kendala yang dihadapi salah satunya mendapat persetujuan dari shareholder atau pemilik saham.

"Kendala ini bagi BPD itu adalah meyakinkan, menjelaskan kepada shareholder. Karena shareholder kita itu, ada eksekutif dan legislatif di daerah. Pemegang saham BPD itu banyak yang terdiri dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Kresno mengatakan, di beberapa bank daerah ada kepemilikan saham oleh pemda sebanyak 20 hingga 33 pemilik saham. Hal ini pun membutuhkan kerja keras dalam melakukan komunikasi dengan seluruh pemegang saham tersebut.

"Jadi ada yang jumlahnya sampai 33. Ada yang 20, ada yang gimana. Ini sesuatu yang memang pemegang saham cukup besar. Nah kita menyiapkannya itu lebih komperehensif. Nanti masalah komunikasi kepada pemegang saham ini memang sangat penting," jelasnya.

Untuk itu, Kresno meminta dukungan BEI dalam rangka mempermudah pengurusan pelepasan saham dari shareholder. Dukungan yang diminta yaitu dalam bentuk sosialisasi kepada pemegang saham di setiap daerah di Indonesia.

"Makanya kita butuh dukungan dari semua stakeholder di bidang bursa supaya kita menjelaskan kepada mereka itu lebih mudah dan bisa memahami. Yang berikut adalah kalau BPD ini bisa go public dan sahamnya bisa dimiliki oleh masyarakat setempat. Ini artinya Pengembangan pendalaman keuangan Indonesia di daerah akan lebih baik lagi," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


BEI Dorong Bank Daerah Melantai di Bursa

IHSG
Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BEI ingin semakin banyak perusahaan melakukan pencatatan saham atau initial public offering (IPO) di bursa. Kesempatan ini juga diharapkan mampu digunakan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Direktur Penilaian Perusahan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia, berharap akselerasi pertumbuhan Bank Daerah bisa didorong melalui penawaran umum. Sebab, Bank Daerah memiliki peran penting yang merupakan motor perkembangan pembangunan dan dunia usaha. 

"Ini upaya bursa dan SRO (Self Regulatory Organization) agar BPD mengetahui pasar modal untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. BPD punya peran penting, merupakan motor perkembangan pembangunan dan dunia usaha," ujar Nyoman.

Nyoman mengatakan, suntikan modal ke Bank Daerahcenderung terbatas sementara besaran pembiayaan terus meningkat. Menyikapi hal ini, BPD harus lebih agresif memanfaatkan pasar modal sebagai solusi pembiayaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya