Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) ingin semakin banyak perusahaan melakukan pencatatan saham atau initial public offering (IPO) di bursa. Kesempatan ini juga diharapkan mampu digunakan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Direktur Penilaian Perusahan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia, berharap akselerasi pertumbuhan Bank Daerah bisa didorong melalui penawaran umum. Sebab, Bank Daerah memiliki peran penting yang merupakan motor perkembangan pembangunan dan dunia usaha.
Advertisement
Baca Juga
"Ini upaya bursa dan SRO (Self Regulatory Organization) agar BPD mengetahui pasar modal untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. BPD punya peran penting, merupakan motor perkembangan pembangunan dan dunia usaha," ujar Nyoman di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat (26/10).
Nyoman mengatakan, suntikan modal ke Bank Daerahcenderung terbatas sementara besaran pembiayaan terus meningkat. Menyikapi hal ini, BPD harus lebih agresif memanfaatkan pasar modal sebagai solusi pembiayaan.
Baru 3 yang Tercatat
Saat ini telah ada 665 perusahaan yang tercatat memanfaatkan pendanaan pasar modal. Sedangkan dari Bank Daerah, baru ada 11 perusahaan yang masuk ke pasar modal, dan hanya tiga di antaranya yang menjadi perusahaan go public.
"Ada 11 perusahaan tercatat yang merupakan BPD. 11 itu 8 menerbitkan obligasi, 2 saham, 1 saham dan obligasi. Kami optimis dengan dukungan yang baik akan lebih baik lagi. Dengan go public mendapat pendanaan, kami berharap kegiatanya bermanfaat," jelas Nyoman.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pembangunan Bank Daerah (Asbanda) Kresno Sediarsi mengatakan, Bank Daerah berkomitmen untuk bertransformasi guna memperkuat kelembagaan dan struktural. Salah satunya dengan memperoleh permodalan melalui cara alternatif yaitu skema IPO.
"Kenapa kita harus menjual saham ke publik? Ini adalah bukan semata-mata mengembangkan BPD tapi memperkuat perekonomian Indonesia. BPD bukan suatu lembaga keuangan yang kecil," pungkasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement