Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Dewata Freight International Tbk (DEAL) resmi dicatatkan dan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Jumat (9/11/2018) ini. Perseroan melepas 300 juta lembar saham kepada publik melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan harga Rp 150 per unit.
Perusahaan yang bergerak di industri logistik terintegrasi tersebut menjadi emiten ke-50 yang tercatat di BEI pada tahun 2018 atau emiten ke-612. Jumlah saham yang akan ditawarkan ke publik tersebut sebesar 26,79 persen dari modal disetor dan ditempatkan DEAL setelah IPO.
Pada saat bersamaan, Dewata Freight International menerbitkan sebanyak 60 juta waran seri I yang dapat dikonversi menjadi saham baru yang dikeluarkan dari portepel. Adapun harga pelaksanaan waran sebesar Rp 187.
Advertisement
Baca Juga
Dari IPO ini, perusahaan akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 45 miliar.
Sebelumnya, Direktur Utama Dewata Freight International Bimada mengatakan, sebesar Rp 16 miliar dana IPO akan digunakan untuk penyertaan modal kepada anak usaha, yaitu PT Dewata Makmur Bersama.
"Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan," ujarnya.
IPO Dewata Freight International mulai digelar pada 2-5 November 2018. Adapun penawaran awal dimulai pada 22-24 Oktober 2018. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan pernyataan efektif untuk DEAL pada 31 Oktober 2018.
Dalam aksi korporasi ini, perusahaan yang didirikan pada tahun 1994 tersebut, menunjuk PT Erdikha Elit Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BEI Yakin Target 35 Perusahaan IPO Tercapai di 2019
Bursa Efek Indonesia (BEI) yakin target 35 perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2019 bakal tercapai.
Itu disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Kamis, (25/10/2018).
Dia menyatakan, secara historis, pada tahun politik, perusahaan tercatat menunjukan tren penurunan. Meski demikian, momentum pemilu diyakini mampu mengkerek perusahaan untuk melakukan IPO.Â
BACA JUGA
"Justru target 35 perusahaan ini tidak kita turunkan karena memang kita ingin tunjukkan kita optimistis. Jadi kita yakin ada harapan baru yang kita harapkan dengan adanya election," ujar dia di Gedung BEI.
BEI berencana meluncurkan layanan Electronic Book Building (EBB). Tujuannya antara lain adalah agar proses pembentukan harga saham bagi perusahaan-perusahaan yang akan melakukan IPO bisa dilakukan secara elktronik.
"Jadi kita harapkan curved dari pricing yang terbentuk bisa lebih objektif. Pas demandnya naik, supply-nya bisa terakomodasi," papar dia.
Tak hanya itu, pada RUPSLB ini, BEI menargetkan pendapatan pencatatan obligasi menjadi 100 emisi obligasi korporasi baru di tahun depan.
Melalui akselerasi pengembangan, BEI juga menargetkan sebanyak 60 perusahaan tercatat akan melakukan pencatatan tambahan (right issue dan saham bonus) di 2019.
Advertisement