Saham Energi dan Ritel Tekan Wall Street

Indeks energi S&P 500 jatuh 3,3 persen dan merupakan sektor yang mengalami pelemahan terbesar.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Nov 2018, 05:01 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2018, 05:01 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street tertekan pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena penurunan saham-saham di sektor energi. Selain itu pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini juga disebabkan pelemahan sektor ritel.

Mengutip Reuters, Rabu (21/11/2018), Dow Jones Industrial Average turun 551,8 poin atau 2,21 persen menjadi 24.465,64. Untuk S&P 500 kehilangan 48,84 poin atau 1,82 persen menjadi 2.641,89. Sedangkan Nasdaq Composite turun 119,65 poin atau 1,7 persen menjadi 6.908,82.

Nasdaq ditutup pada level terendah dalam lebih dari tujuh bulan sementara S&P 500 dan Dow Jones berakhir pada titik terendah sejak akhir Oktober.

Indeks energi S&P 500 jatuh 3,3 persen dan merupakan sektor yang mengalami pelemahan terbesar. Harga minyak AS pada perdagangan Selasa berakhir turun 6,6 persen di tengah kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan global.

"Ini adalah kombinasi dari semua kekhawatiran yang datang bersama sehingga memaksa para investor keluar dari pasar saham secara keseluruhan," kata manajer portofolio senior di SlateStone Wealth LLC, New York, AS, Robert Pavlik.

Sedangkan di sektor ritel, saham Target Corp merosot 10,5 persen setelah laba kuartal ketiga dari perusaahaan berada di bawah perkiraan analis. Investasi perusahaan dalam bisnis online, upah yang lebih tinggi dan pemotongan harga berdampak buruk kepada kinerja perusahaan.

Saham operator department store Kohl's Corp juga merosot 9,2 persen setelah perkiraan laba setahun penuh turun di bawah ekspektasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Saham Apple

Apple Luncurkan Tiga iPhone Anyar, XR, XS dan XS Max
IPhone XS (kiri) dan XS Max diperlihatkan saat peluncuran produk baru Apple di California (12/9). iPhone XS dan XS Max tersedia tiga warna (gold, silver, abu-abu) dan tiga konfigurasi memori (64GB, 256GB, dan 512GB). (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Saham Apple turun lagi pada perdagangana Selasa. Pada perdagangan ini saham Apple jatuh 4,8 persen ke level terendah sejak awal Mei karena kekhawatiran melambatnya permintaan untuk iPhone.

Tanda-tanda permintaan yang mengalami penurunan pada iPhone memiliki implikasi luas untuk perusahaan teknologi dan internet.

Saham Apple kini telah kehilangan lebih dari 20 persen dari nilainya atau kira-kira USD 250 miliar, sejak penutupan tertinggi saham pada 3 Oktober.

Goldman Sachs memangkas target harganya di Apple untuk kedua kalinya hanya dalam waktu satu minggu. Goldman Sachs mengatakan keseimbangan harga dan fitur di iPhone XR baru mungkin belum diterima dengan baik oleh pengguna di luar Amerika Serikat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya