Saham Apple Bawa Wall Street Melemah

Tanda-tanda masih berlanjutnya sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina menambah kehati-hatian di Bursa Saham AS.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Nov 2018, 05:26 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2018, 05:26 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Wall Street ditutup melemah, dengan Nasdaq turun 3 persen seiring langkah investor melepaskan saham Apple serta saham perusahaan internet dan teknologi lainnya. Kondisi ini semakin mengguncang kepercayaan dan membawa Bursa Amerika Serikat (AS) menurun.

Selain itu, tanda-tanda tentang masih berlanjutnya sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina menambah kehati-hatian di pasar.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 395,78 poin, atau 1,56 persen, menjadi 25.017,44. Sementara indeks S&P 500 melemah 45,54 poin, atau 1,66 persen, menjadi 2,690.73 dan Nasdaq Composite turun 219,40 poin, atau 3,03 persen, menjadi 7.028,48.

Saham Apple Inc tercatat turun setelah Wall Street Journal melaporkan perusahaan telah memangkas pesanan produksi dalam beberapa pekan terakhir untuk semua tiga model iPhone yang diluncurkan pada September.

Saham pembuat iPhone ini turun 4,0 persen menjadi USD 185,86. Kemudian melemah kembali 19,9 persen dari rekor penutupan 3 Oktober di tengah prakiraan penjualan di kuartal keempat ini diprediksi mengecewakan.

Demikian pula saham lain yang mencatatkan kerugian yakni saham FANG. Saham Facebook turun 5,7 persen, Amazon.com turun 5,1 persen, Netflix turun 5,5 persen dan Alphabet turun 3,8 persen.

“Anda melihat itu adalah rotasi dari teknologi. Tentu saja indeks jauh lebih berorientasi pertumbuhan karena ukuran perusahaan-perusahaan itu sekarang, dan mereka mendominasi indeks,” kata Paul Nolte, Manajer Portofolio Kingsview Asset Management di Chicago.

Di sisi lain, pasar ikut terpengaruh komentar  Presiden Federal Reserve New York John Williams pada hari Senin. Dia menyatakan jika Bank Sentral AS kemungkinan memajukan rencana kenaikan suku bunga secara bertahap bulan depan. Ini telah menambah tekanan pada saham.

Beberapa investor mempertanyakan apakah Fed akan dapat terus menaikkan suku bunga, yang bisa merugikan pertumbuhan perusahaan.

Richard Clarida, Wakil Ketua Fed yang baru diangkat, mengatakan pekan lalu jika tingkat suku bunga AS mendekati perkiraan Fed dari tingkat netralnya.

 

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sementara itu, selama akhir pekan, para pemimpin Asia-Pasifik yang bertemu di Papua Nugini gagal menyetujui sebuah komunike untuk pertama kalinya, dengan kekhawatiran perdagangan AS-Cina di garis terdepan.

Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan dalam pidatonya mengatakan jika Amerika Serikat tidak akan mundur dari perselisihan perdagangannya dengan China kecuali Beijing tunduk pada tuntutan AS. Ini mengurangi optimisme tentang perdagangan dunia yang didorong komentar dari Presiden Donald Trump.

Saham pemasok Apple juga terpukul, termasuk Lumentum Holdings Inc, Universal Display Corp, Cirrus Logic Inc dan Skyworks Solutions Inc.

 Volume perdagangan saham di AS kali ini lebih sedikit menuju awal pekan liburan menjelang Thanksgiving yang berlangsung  pada hari Kamis.

Sekitar 7,7 miliar saham berpindah tangan di bursa AS. Itu dibandingkan dengan rata-rata harian 8,7 miliar untuk 20 hari perdagangan terakhir.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya