Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan tertekan pada perdagangan saham hari ini. Sentimen eksternal datang dari revisi pertumbuhan ekonomi global yang dipangkas turun oleh dana moneter internasional (IMF) menjadi 3,5 persen pada tahun ini.
Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat menilai, pemangkasan ekonomi global oleh IMF disinyalir berpotensi mendorong investor untuk melakukan aksi ambil (profit taking). Sebab itu, IHSG diproyeksikan melemah pada perdagangan saham hari ini.
Baca Juga
"Jadi IHSG akan bergerak cenderung kembali menekan dengan diawarnai aksi profit taking dengan range pergerakan 6.420-6.500," ungkapnya di Jakarta, Rabu (23/1/2019).
Advertisement
Lebih lanjut ia menjelaskan, pemangkasan ekonomo global tersebut turut membawa sentimen ketidakpastian dimana perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China juga belum menunjukan titik terang sampai dengan hari ini.
Adapun penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS hari ini disinyalir membawa angin segar IHSG untuk tidak tertekan terlalu dalam.
"Untuk sentimen selanjutnya yang akan menjadi fokus investor diantaranya adalah hasil pertemuan Bank of Japan pada kebijakan moneter dan Perubahan stok minyak mingguan di AS," imbuhnya.
Setali tiga uang dengan Lanjar, Head of Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan memproyeksikan IHSG secara teknikal melemah di kisaran support dan resistance pada level 6.399-6.503.
Untuk saham laik dikoleksi, hari ini Lanjar menganjurkan saham PT JAPFA Tbk (JPFA), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP).
Kemudian Nafan yang menyarankan saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), serta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).