Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini. Sebanyak 312 saham melemah sehingga mendorong IHSG melemah.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin(3/2/2020), IHSG ditutup anjlok 55,87 poin atau 0,94 persen ke posisi 5.884,17. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga tertekan 0,91 persen ke posisi 953,26.
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.130,79 dan terendah 6.048,87.
Advertisement
Sebanyak 312 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 107 saham menguat dan 123 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 476.963 kali dengan volume perdagangan 6,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,7 triliun.
Baca Juga
Investor asing jual saham Rp 702,42 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.743.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya terbakar. Sektor yang mengalami penurunan terbesar adalah perkebunan yang turun 2,46 persen. Disusul sektor industri dasar yang jatuh 2,03 persen dan sektor infrastruktur yang turun 1,85 persen.
Saham-saham yang melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah diantaranya POOL yang turun 34,62 persen ke Rp 102 per lembar saham, ALKA melemah 21,67 persen ke Rp 318 per lembar saham dan IBST turun 19,92 persen ke Rp 5.225 per lembar saham.
Sementara saham-saham yang menguat antara lain LMAS naik 34,29 persen ke Rp 141 per saham, GHON naik 24,40 persen ke Rp 1.555 per saham dan SRAJ naik 22,77 persen ke Rp 248 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Anjlok di Tengah Kekhawatiran Wabah Virus Corona
Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi dibuka melemah yang masih dibayangi kekhawatiran pasar terhadap penyebaran virus corona.
IHSG dibuka melemah 19,08 poin atau 0,32 persen ke posisi 5.920,97. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 5,58 poin atau 0,58 persen menjadi 956,39.
"Setidaknya data dari dalam negeri pekan ini hanya sekedar penahan atas koreksi IHSG agar tidak jatuh lebih dalam, karena satu sisi kuatnya sentimen dari eksternal akibat virus corona yang telah dinyatakan darurat kesehatan global masih menjadi tekanan pasar," kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah dikutip dari Antara, Senin (3/2/2020).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan status keadaan darurat global wabah virus corona, yang membuat sejumlah pihak khawatir perekonomian China akan terdampak.
Larangan bepergian ke sana juga sudah diterapkan oleh sejumlah negara. Amerika Serikat dan Inggris telah memberikan peringatan secara resmi meminta warganya untuk tidak bepergian ke China. Hong Kong bahkan memutus hubungan transportasi dengan China daratan.
Dari Amerika Serikat, saham Wall Street ditutup melemah tajam 1,5 persen pada perdagangan Jumat lalu, imbas penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan.
Epidemi virus corona yang telah menewaskan ratusan orang di China dan telah dinyatakan darurat kesehatan global. Selain itu, koreksi juga dipicu lesunya data ekonomi AS dan laporan laba emiten yang bervariasi.
Bursa saham regional Asia Senin pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 212,2 poin atau 0,91 persen ke 22.993, indeks Hang Seng menguat 118,2 poin atau 0,45 persen ke 26.430,8, dan indeks Straits Times melemah 21,12 poin atau 0,67 persen ke 3.132,61.
Advertisement