7 Sektor Saham Menguat, IHSG Ditutup Naik ke 5.987,14

IHSG ditutup naik 8,63 poin atau 0,14 persen ke posisi 5.987,14

oleh Septian Deny diperbarui 06 Feb 2020, 16:16 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2020, 16:16 WIB
IHSG
Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Investor asing beli saham Rp 368,22 miliar di pasar regular.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis(6/2/2020), IHSG ditutup naik 8,63 poin atau 0,14 persen ke posisi 5.987,14. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga naik 0,09 persen ke posisi 975,70.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.002,92 dan terendah 6.013,69.

Sebanyak 232 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 149 saham melemah dan 152 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 462.850 kali dengan volume perdagangan 6,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,9 triliun.

Investor asing beli saham Rp 368,22 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.620.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya tiga sektor yang melemah, yaitu sektor industri dasar 1,1 persen, sektor manufaktur turun 0,27 persen dan sektor barang konsumsi 0,23 persen.

Sedangkan sektor saham yang menguat paling tinggi yaitu perkebunan yang menguat 1,94 persen, sektor industri dasar 1,28 persen dan sektor konstruksi menguat 1,16 persen.

Sementara saham-saham yang menguat dan mendorong IHSG ke zona hijau antara lain RIGS naik 24,79 persen ke Rp 53 per saham, SMBR naik 24,48 persen ke Rp 356 per saham dan PPRE naik 22,16 persen ke Rp 226 per saham.

Saham-saham yang melemah diantaranya BLTZ yang turun 25 persen ke Rp 3.150 per lembar saham, OKAS melemah 24,12 persen ke Rp 129 per lembar saham dan PNSE turun 22,71 persen ke Rp 320 per lembar saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sesi Awal Perdagangan

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini. Nilai tukar rupiah di angka 13.668 per dolar AS.

Pada prapembukaan perdagangan, Kamis (6/2/2020), IHSG naik 24,41 poin atau 0,41 persen ke level 6.002,92. Penguatan tersebut berlanjut pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG naik 32,30 poin atau 0,52 persen ke level 6.011,44.

Indeks saham LQ45 juga naik 0,77 persen ke posisi 983,78. Seluruh indeks saham acuan bergerak di zona hijau.

Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.013,69 dan terendah di 6.002,23.

Sebanyak 156 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 22 saham melemah dan 69 saham lainnya diam di tempat.

Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 15.754 kali dengan volume perdagangan 140 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 203,9 miliar.

Investor asing jual saham Rp 953,32 miliar di pasar regular, dan posisi rupiah di angka 13.668 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona hijau. Penguatan dipimpin oleh sektor aneka industri yang naik 1,25 persen. Kemudian disusul oleh sektor perkebunan yang naik 1,1 persen dan sektor konstruksi menguat 0,73 persen.

Saham-saham yang menguat sehingga membawa IHSG di zona hijau diantaranya JKON yang melonjak 14,68 persen ke Rp 500 per lembar saham, PRIM menguat 17,09 persen ke Rp 370 per lembar saham dan INTD naik 9,09 persen ke Rp 240 per lembar saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain HOTL turun 9,09 persen menjadi Rp 80 per lembar saham, MTWI melemah 6,06 persen menjadi Rp 62 per lembar saham dan SDPC tertekan 3,33 persen menjadi Rp 87 per lembar saham 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya