Wall Street Menguat karena Harapan Penghentian Lockdown

Penguatan perdagangan di Wall Street pada Senin ini menempatkan S&P 500 di jalur kenaikan satu bulan terbesar sejak 1987.

oleh Arthur Gideon diperbarui 28 Apr 2020, 06:54 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 06:50 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street atau bursa saham di Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Kenaikan bursa saham di AS ini karena adanya kemungkinan dibukanya kembali perekonomian AS atau penghentian lockdown di beberapa negara bagian karena wabah Corona mereda.

Mengutip CNBC, Selasa (28/4/2020), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 358,51 poin atau 1,5 persen menjadi 24.133,78. Perdagangan Senin ini menjadi penutupan pertama Dow Jones di atas 24.000 sejak 17 April.

Sedangkan S&P 500 naik 1,5 persen dan ditutup di level 2.878,48. sementara Nasdaq Composite naik 1,1 persen menjadi 8.730,16.

Penguatan pada perdagangan di Wall Street pada Senin ini menempatkan S&P 500 di jalur kenaikan satu bulan terbesar sejak 1987 dengan lonjakan 11,4 persen selama April ini. Sedangkan Dow Jones naik 10,1 persen pada bulan ini yang menjadi kinerja bulanan terbaik sejak 2002.

Beberapa saham mengalami kenaikan luar biasa karena harapan dibukanya kembali perekonomian di AS. Saham MGM Resorts dan Karnaval keduanya naik lebih dari 8 persen. Saham Gap dan Kohl masing-masing naik 12,9 persen dan 17,7 persen.

“Tambahan langkah stimulus global, perlambatan penyebaran virus Corona covid-19, dan sinyal dari pengembalian normal tidak diragukan lagi menjadi kabar baik. Ekonomi perlahan merangkak kembali ke kehidupan, "kata analis E-Trade Mike Loewengart. Hal tersebut menjadi sentimen positif untuk Wall Street.

 

Dibuka Kembali

Warga AS Unjuk Rasa Tuntut 'Stay at Home' Dicabut
Pengunjuk rasa berdemonstrasi menentang penanganan Texas terhadap pandemi COVID-19 di Texas State Capitol di Austin, Texas, Sabtu (18/4/2020). Mereka menentang perintah tinggal di rumah yang ditujukan mencegah penyebaran COVID-19 dan berkumpul untuk memprotes peraturan lockdown. (AP/Eric Gay)

Negara-negara bagian di AS seperti Alaska, Georgia, Carolina Selatan, Tennessee dan Texas mulai mengizinkan restoran dan perusahaan lain untuk melayani pelanggan. Gubernur Ohio Mike DeWine mengatakan ritel dan layanan konsumen dapat mulai dibuka kembali pada 12 Mei.

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan pada hari Minggu bahwa negara bagian tersebut berencana untuk membuka kembali perekonomiannya secara bertahap. Fase pertama, kata Cuomo, akan melibatkan sektor konstruksi dan manufaktur New York.

Fase kedua, adalah industri lainnya tetapi tetap dengan prosedur pengamanan menjaga jarak dan menggunakan peralatan pelindung pribadi.

Cuomo juga mencatat bahwa jumlah pasien rawat inap yang berkaitan dengan virus Corona telah turun selama 14 hari dan kematian akibat virus Corona di New York mencapai titik terendah dalam hampir satu bulan.

"Ketika beberapa negara bagian mulai membuka kembali ekonomi mereka dan melonggarkan aturan jarak sosial, kita akan melihat sekilas seperti apa bentuk normal baru," kata Marc Chaikin, CEO Chaikin Analytics.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya