IndiHome Bakal Topang Pertumbuhan Bisnis Telkom pada 2021

Selain IndiHome, Telkom juga mengaku memiliki beberapa bisnis lain yang mampu mendukung pertumbuhan perusahaan pada 2021, salah satunya datang dari Telkomsel.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 12 Jan 2021, 10:30 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2021, 10:30 WIB
Mudah dan Dapat Banyak Bonus Saat Langganan Indihome
Mudah dan Dapat Banyak Bonus Saat Langganan Indihome

Liputan6.com, Jakarta - Mengalami peningkatan sepanjang 2020, Telkom yakin bisnisnya bisa didukung keberhasilan IndiHome pada 2021.

Hal itu diungkapkan  Vice President Investor Relations Telkom, Andi Setiawan. "Salah satu pendorong Telkom di tahun 2021 ini adalah IndiHome karena tumbuh 17 persen lebih dengan pendapatan Rp16,1 trilun hingga 9 bulan pertama tahun 2020," ujar dia secara virtual, ditulis Selasa (12/1/2021).

Sepanjang 2020, Andi mengaku IndiHome miliki target pelanggan hingga 1 juta. Meski dihantam pandemi COVID-19, nyatanya pengguna IndiHome sesuai dengan target yang ditetapkan.

"Untuk pelanggan di tahun 2020 kita targetkan hampir 1 juta. Kemudian marjin masih sangat sehat sekitar 50 persen, bahkan 53,6 persen. Untuk industri ini tidak banyak yang berhasil mencatatkan marjin di atas 50 persen," ujar dia.

Selain IndiHome, Telkom juga mengaku memiliki beberapa bisnis lain yang mampu mendukung pertumbuhan perusahaan pada 2021, salah satunya datang dari Telkomsel.

"Kita juga memiliki segmen segmen tertentu yang memiliki prospek baik seperti data center yang tumbuh sangat baik dan juga tower. Selain itu, anak usaha kita Telkomsel juga tumbuh baik, per September memiliki 170 juta pelanggan," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kurangi Investasi di Layanan Enterprise

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tak hanya itu, Andi juga menegaskan, sejak 2019 perseroan mulai mengurangi investasi di layanan enterprise. Hal ini tak terlepas dari keuntungan yang didapat.

"Enterprise salah satu segmen yang terdampak corona. Selain itu juga perubahan dari dampak strategi bisnis kita. Kita lebih fokus tingkatkan layanan yang profitnya tinggi," ujar dia.

Hingga akhir kuartal III 2020, perseroan catatkan laba periode berjalan turun 1,07 persen menjadi Rp 22,95 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,20 triliun.

Pendapatan merosot 2,62 persen dari Rp 102,63 triliun hingga September 2019 menjadi Rp 99,94 triliun hingga September 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya