Liputan6.com, New York - Meningkatnya saham GameStop secara tak wajar menarik banyak perhatian, tak terkecuali JPMorgan.Melalui data yang dikumpulkan, perusahaan jasa keuangan tersebut mengungkapkan bila kenaikan saham yang terjadi bukan karena investor ritel.
Seperti dilansir CNBC, Senin (8/2/2021), JPMorgan menjelaskan bila pergerakan saham yang sangat spesifik tersebut terjadi diakibatkan para investor institusi.
Dari data transaksi yang dilakukan, JPMorgan memberikan petunjuk bila saham GameStop tak masuk dalam 10 besar saham yang dibeli oleh para investor ritel pekan lalu. Hal ini tentu semakin menguatkan data yang dipublikasikan JPMorgan secara resmi.
Advertisement
Baca Juga
Dari data tersebut diketahui, saham yang paling banyak dibeli oleh investor ritel di periode yang sama ialah AMC Entertainment dan Plug Power Inc.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet L. Yellen secara resmi bertemu regulator untuk membahas volatilitas pasar, khususnya di Wall Street beberapa minggu ini. Salah satu yang menyita perhatian Yellen ialah lonjokan saham GameStop lebih dari 1.700 persen, meski kemudian mengalami kemunduran.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Regulator Turun Tangan
Meski saham GameStop turun 42 persen, Kamis kemarin, kenaikan tak wajar membuat pengawas keuangan Washington harus memeriksa sistem kerja pasar apakah terkait isu yang berkembang di media sosial.
Mereka juga menilai pasar saat ini telah berubah dan memerlukan perhatian baru serta peraturan berbeda. Setelah bertemu dengan pejabat Securities and Exchange Commission, Commodity Futures Trading Commission, Federal Reserve dan Federal Reserve Bank of New York, Yellen menyampaikan bila pembicara tersebut membahas fungsionalitas pasar dan praktik perdagangan di ekuitas, komoditas, dan pasar terkait.
Advertisement