Bukan Investor Ritel, Ini Penemuan JP Morgan Terkait Saham GameStop

JPMorgan menjelaskan bila pergerakan saham yang sangat spesifik tersebut terjadi diakibatkan para investor institusi.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 08 Feb 2021, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 14:00 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, New York - Meningkatnya saham GameStop secara tak wajar menarik banyak perhatian, tak terkecuali JPMorgan.Melalui data yang dikumpulkan, perusahaan jasa keuangan tersebut mengungkapkan bila kenaikan saham yang terjadi bukan karena investor ritel.

Seperti dilansir CNBC, Senin (8/2/2021), JPMorgan menjelaskan bila pergerakan saham yang sangat spesifik tersebut terjadi diakibatkan para investor institusi.

Dari data transaksi yang dilakukan, JPMorgan memberikan petunjuk bila saham GameStop tak masuk dalam 10 besar saham yang dibeli oleh para investor ritel pekan lalu. Hal ini tentu semakin menguatkan data yang dipublikasikan JPMorgan secara resmi.

Dari data tersebut diketahui, saham yang paling banyak dibeli oleh investor ritel di periode yang sama ialah AMC Entertainment dan Plug Power Inc.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet L. Yellen secara resmi bertemu regulator untuk membahas volatilitas pasar, khususnya di Wall Street beberapa minggu ini. Salah satu yang menyita perhatian Yellen ialah lonjokan saham GameStop lebih dari 1.700 persen, meski kemudian mengalami kemunduran.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Regulator Turun Tangan

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Meski saham GameStop turun 42 persen, Kamis kemarin, kenaikan tak wajar membuat pengawas keuangan Washington harus memeriksa sistem kerja pasar apakah terkait isu yang berkembang di media sosial.

Mereka juga menilai pasar saat ini telah berubah dan memerlukan perhatian baru serta peraturan berbeda. Setelah bertemu dengan pejabat Securities and Exchange Commission, Commodity Futures Trading Commission, Federal Reserve dan Federal Reserve Bank of New York, Yellen menyampaikan bila pembicara tersebut membahas fungsionalitas pasar dan praktik perdagangan di ekuitas, komoditas, dan pasar terkait.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya