Wall Street Perkasa, Saham GameStop Anjlok

Wall street mampu ditutup menguat dengan indeks saham Dow Jones menguat 475,57 poin

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Feb 2021, 05:58 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2021, 05:58 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melonjak pada perdagangan saham Selasa waktu setempat. Wall street membangun reli yang kuat pada sesi sebelumnya karena kekhawatiran aksi spekulasi saham GameStop oleh trader ritel yang mereda.

Pada penutupan perdagangan wall street, Selasa, 2 Februari 2021, indeks saham Dow Jones menguat 475,57 poin atau 1,6 persen ke posisi 30.687,48. Penguatan indeks saham Dow Jones mendorong ke kinerja terbaik sejak November 2020.

Indeks saham S&P 500 menguat 1,4 persen menjadi 3.826,31 sehingga mendorong reli dua hari menjadi tiga persen. Indeks saham Nasdaq melonjak 1,6 persen menjadi 13.612,78 sehingga indeks saham naik lebih dari empat.

Penguatan wall street juga bertepatan dengan pembalikan tajam di GameStop. Saham GameStop merosot 60 persen pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Pada pekan lalu, saham GameStop naik 400 persen.

"Tak terelakkan dan seperti tekanan pendek yang digerakkan secara teknis. Reddit kehabisan bahan bakar sekarang jatuh kembali ke bumi. Setelah melihat fundamental memang penting, pelaku pasar lainnya sekali lagi merasa nyaman untuk kembali ke pasar, dan kemungkinan itu telah mendorong kebangkitan pada pekan ini,” ujar Head of Asset Allocation Pacific Life Fund Advisors Max Gokhman, seperti dilansir dari CNBC, Rabu (3/2/2021).

Saham spekulatif lainnya yang populer didorong oleh Reddit juga anjlok. AMC Entertainment turun lebih dari 41 persen. Harga perak berjangka merosot lebih dari 10 persen pada Selasa pekan ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Aksi Spekulasi Mereda

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Investor menganggap kalau aksi spekulasi dari investor ritel mulai mereda. Hal ini sehat untuk pasar secara keseluruhan dan mengembalikan kepercayaan investor.

Pasar saham mengalami minggu terburuk sejak Oktober pekan lalu karena banyak yang khawatir kalau aktivitas perdagangan yang iar dapat menular dan menyebar ke area pasar lain.

Namun, beberapa orang percaya kalau investor ritel yang dipicu oleh Reddit ini menunjukkan kekuatan kolektif investor ritel memerlukan perhatian ekstra.

"Investor ritel adalah kekuatan yang harus diperhitungkan. Contoh yang tepat ini akan memudar, dan pengaruh investor ritel akan surut dan mengalir seiring waktu. Tapi ada dasar satu nama, saya pikir akan lebih bijaksana bagi investor untuk mengharapkan perhatian untuk ekuitas tertentu dari waktu ke waktu,” ujar Ekonom New York Life Investments Lauren Goodwin.


Investor Cermati Negosiasi Stimulus

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, investor juga akan mencermati negosiasi stimulus di Washington, AS setelah anggota Kongres dari Partai Republik membuat tawaran balasan untuk rencana stimulus Presiden AS Joe Biden sebesar USD 1,9 triliun.

Joe Biden bertemu dengan anggota parlemen pada awal pekan ini ketika Kongres Demokrat bergerak untuk mengesahkan RUU rekonsiliasi tanpa dukungan bipartisan. Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki menggambarkan pertemuan itu substantif dan produktif.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya